Kamis, 16 Mei 2024 Portal Berita Entrepreneur

Meski Punya Bisnis Kendaraan Listrik, Elon Musk Gaungkan Dukung Produksi Minyak dan Gas

Foto Berita Meski Punya Bisnis Kendaraan Listrik, Elon Musk Gaungkan Dukung Produksi Minyak dan Gas
WE Entrepreneur, Jakarta -

CEO mobil listrik Tesla, Elon Musk sebenarnya telah mengabdikan diri untuk bersaing dengan mobil yang boros bahan bakar, minyak, dan batu bara. Bahkan, Tesla secara singkat sudah mencapai kapitalisasi pasar USD1 triliun (Rp14,4 kuadriliun) dan menghasilkan hampir 1 juta kendaraan listrik (electronic vehicle/EV) tahun lalu.

Namun, tiba-tiba Musk sekarang mendukung peningkatan produksi minyak dan gas. Pada cuitannya Jumat malam, ia mengatakan:

"Tidak enak untuk mengatakannya, tetapi kita perlu segera meningkatkan produksi minyak & gas. Waktu yang luar biasa menuntut tindakan yang luar biasa," tulis Musk sebagaimana dikutip dari The Verge di Jakarta, Senin (7/3/22).

Baca Juga: Tak Seperti Bos Perusahaan Pada Umumnya, Elon Musk Tunjukkan Sisi Bela Ukraina

“Jelas, ini akan berdampak negatif pada Tesla, tetapi solusi energi berkelanjutan tidak dapat bereaksi secara instan untuk menebus ekspor minyak & gas Rusia,” tambahnya dalam tweet lanjutan sembilan menit kemudian.

Musk kemungkinan merujuk pada ketergantungan penting dunia pada jaringan pipa Rusia. Ini menjadi ketergantungan yang tidak menghentikan banyak pemerintah untuk memberikan sanksi kepada Rusia setelah invasinya ke Ukraina, namun tetap saja memicu kekhawatiran akan melonjaknya harga energi terutama di Eropa.

Tahun lalu, The Verge melaporkan bahwa SpaceX miliknya ingin mengebor gas alam di darat dekat fasilitas Starship-nya di Texas. Listrik tidak membuat roket Musk lepas landas.

“Saya tidak mendukung untuk menjelek-jelekkan industri minyak dan gas,” kata Musk kepada Joe Rogan di podcast tahun lalu. “Kita perlu membakar bahan bakar fosil untuk waktu yang lama. Pertanyaannya adalah seberapa cepat kita bergerak menuju masa depan energi yang berkelanjutan?”

Tag: Elon Musk, Tesla Motors Inc

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Reuters/Aaron P. Bernstein