Minggu, 05 Mei 2024 Portal Berita Entrepreneur

Dinilai Elon Musk, Makalah Tahun 1995 Ini Laku Dilelang Rp111 Juta!

Foto Berita Dinilai Elon Musk, Makalah Tahun 1995 Ini Laku Dilelang Rp111 Juta!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Orang terkaya dunia, Elon Musk telah menjadi legenda. Pasalnya, sebuah makalah yang dinilai oleh Musk pada tahun 1995 dilelang seharga ribuan dolar. Pada tahun itu, jauh sebelum Musk mendirikan Tesla dan SpaceX, Musk adalah seorang asisten pengajar yang membantu menilai ujian dan makalah di Wharton School of Business yang terkenal di University of Pennsylvania.

Pada saat itu, Musk adalah seorang mahasiswa Universitas Pennsylvania yang tengah mengemban ilmu ekonomi dan fisika.

Baca Juga: Elon Musk Kepikiran Resign untuk Jadi Influencer, Lah Kok?

Melansir CNN Business di Jakarta, Jumat (10/12/21) pada saat itu Musk bekerja sebagai asisten pengajar untuk kelas Manajemen 231, "Kewirausahaan: Implementasi dan Operasi" yang diajarkan oleh Profesor Myles Bass.

Adapun beberapa makalah yang dinilai Musk untuk kelas itu beberapa dekade yang lalu baru-baru ini dijual dalam lelang online seharga USD7.753 (Rp111 juta). Harga tersebut sudah termasuk biaya 25% yang dibayarkan kepada perusahaan lelang. Sayangnya, perusahaan lelang tidak mengidentifikasi pembeli makalah itu.

Salah satu mantan siswa Bass, Brian Thomas, menyadari nilai potensial dari beberapa kursus lama dengan menyerahkan kertas ke Lelang RR Boston untuk dijual dalam penjualan online.

RR Auctions merupakan sebuah badan yang memfokuskan diri pada tanda tangan dan manuskrip di masa lampau. Mereka telah menjual tulisan dari orang-orang seperti Albert Einstein dan Steve Jobs seharga ratusan ribu hingga lebih dari satu juta dolar.

Tanda cek dan pengurangan poin Musk tidak menghasilkan uang sebanyak itu. Tak satu pun dari kertas berisi tanda tangan lengkap Musk, hanya inisial "EM." Ada sangat sedikit tulisan yang berisi kata-kata lengkap.

Tanda tangan Musk sangat langka, kata RR Auctions Bobby Livingston. Perusahaan itu sebelumnya menjual foto Musk yang ditandatangani dengan harga USD1.383 (Rp19,8 juta).

Satu-satunya komentar yang disimpan di koran kelas berkaitan dengan penggunaan frasa "s--t hits the fan" oleh Thomas ketika menjelaskan mengapa sebuah perusahaan mungkin memerlukan "strategi keluar". Musk menggarisbawahi kata-kata itu, menulis "Grafis" di atasnya, dan mengurangi dua poin dari nilai Thomas.

Thomas menjelaskan bahwa istilah itu adalah semacam lelucon yang ditujukan untuk kesenangan profesornya. Dia tidak menyadari bahwa Musk, bukan gurunya, yang akan menilai ujian.

Kini, Musk sendiri dikenal karena terkadang menggunakan bahasa grafis dan referensi cabul dalam pidatonya dan postingan media sosialnya.

Thomas dan putranya menemukan kertas-kertas itu di dalam tas jinjing di garasi keluarga sambil mencari beberapa buku tahunan sekolah menengah atas. Putranya memperhatikan nama dan inisial Musk di antara kertas-kertas dari kelas.

Meski demikian, Thomas tidak memiliki ingatan khusus tentang Musk, katanya.

Satu-satunya alasan dia menyimpan kertas-kertas ini adalah karena dia sangat mengingat Bass dan kelas itu. Saat ini, Thomas adalah penasihat keuangan yang tinggal di California selatan, dan banyak kliennya adalah pengusaha teknologi.

Meskipun dia tidak mengingat Musk, dia masih mengenang Profesor Bass yang telah meninggal pada tahun 2010.

Tag: miliarder, Elon Musk, Orang Terkaya

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Reuters/Mike Blake