Mungkin setiap kali mendengar kata Microsoft, yang terlintas di benak banyak orang hanyalah Bill Gates. Namun saat ini, Microsoft juga memiliki CEO yang hebat yakni seseorang berdarah India, Satya Nadella.
Satya Nadella dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia pada esok hari, Kamis (27/2/2020). Lelaki asal India itu datang ke Tanah Air dalam rangka perayaan 25 tahun kehadiran Microsoft di Indonesia.
Ia akan menjadi pembicara utama dalam acara Digital Economy Summit 2020 yang berlangsung di Jakarta.
Baca Juga: Mantan Karyawan Ungkap Kalau Bill Gates 'Tempramen' Saat Masih Rintis Microsoft
Satya Naraya Nadella lahir pada 19 Agustus 1967 di Hyderabad, India. Kehidupan Satya berubah total setelah ia bergabung dengan raksasa IT Microsoft.
Uniknya, sosok CEO yang sukses mengubah arah Microsoft ini bukanlah seseorang dengan latar belakang pendidikan ilmu komputer. Kala memasuki perkuliahan di Institut Teknologi Manipa, ia mengambil teknik elektronika.
Barulah ia mengambil ilmu komputer saat pergi ke Amerika dan melanjutkan studi di Universitas Wisconsin. Keinginannya untuk unggul dalam dunia usaha juga termotivasi Nadella untuk menempuh pendidikan ke salah satu sekolah bisnis terbaik di dunia, ‘Booth School of Business’ yang berafiliasi dengan University of Chicago.
Ia pun mendapat gelar 'Magister Administrasi Bisnis' (MBA) dari lembaga bergengsi ini.
Salah satu pencapaian terobosan Satya dalam perusahaan Microsoft adalah membuka jalan bagi teknologi komputasi awan (cloud computing), yang saat ini tumbuh dengan pesat.
Satya bahkan menjadi pemangku kepentingan utama di perusahaan dan memiliki saham senilai jutaan dolar serta memperoleh gaji yang tinggi, jauh lebih tinggi daripada banyak insinyur sejenisnya.
Sebelum bergabung dengan Microsoft, Satya Nadella mengawali karir sebagai staff Sun Microsystems. Dia bekerja di perusahaan ini untuk waktu yang singkat dan kemudian pindah ke raksasa Silicon Valley, Microsoft, pada tahun 1992.
Dia adalah salah satu dari sedikit karyawan yang menyarankan konsep cloud computing ke perusahaan. Akhirnya perusahaan mengerahkan banyak waktu dan sumber dayanya untuk pengembangan teknologi ini.
Hasilnya dari upaya ini adalah salah satu entitas berbasis cloud terbesar di dunia, bernama Microsoft Azure.
Dalam perkembangan karirnya di Microsoft, Nadella mendirikan dan memimpin Microsoft Central, yang merupakan kelompok layanan bisnis online kecil. Dia juga menjadi manajer umum grup platform perdagangan perusahaan dan bertanggung jawab untuk memimpin pengembangan departemen Microsoft Commerce Server, BizTalk Server, dan Office Small Business.
Selain itu, Satya memainkan peran penting di Microsoft dalam pengembangan teknologi seperti manajemen hak digital (Digital Rights Management/DRM) dan televisi interaktif.
Melalui posisinya sebagai kepala divisi Cloud dan Enterprise, Satya mengawasi jalannya Office 365, mesin pencari Bing, layanan penyimpanan SkyDrive, Xbox Live, Skype dan Dynamics, dan menjadikan dia berperan penting dalam transformasi Microsoft dari penyedia perangkat lunak menjadi perusahaan perangkat dan layanan.
Maka tak heran pada 4 Februari 2014, Satya diangkat menjadi CEO Microsoft yang baru, menggantikan CEO sebelumnya, Steve Ballmer dan menjadi CEO ketiga dalam sejarah perusahaan.
Nadella diketahui mengubah arah perusahaan setelah menjadi CEO. Di masa jabatanya, dia menekankan keterbukaan untuk bekerja dengan perusahaan dan teknologi yang juga bersaing dengan Microsoft.
Berbeda dengan kampanye Microsoft sebelumnya terhadap sistem operasi Linux, Satya mengatakan slogan yang tidak biasa, yaitu ‘Microsoft Loves Linux’. Hingga pada tahun 2016, Microsoft bergabung dengan Linux Foundation sebagai anggota Platinum.
Pada tahun 2019, Forbes mencatat Satya sebagai 'Innovative Leaders 2019' urutan ke-6. Serta sebelumnya pada tahun 2018, Satya masuk kejajaran 'Powerful People 2018' yang juga versi Forbes.