Jum'at, 03 Mei 2024 Portal Berita Entrepreneur

Perkenalkan CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, Mantan Medrep yang Sukses Bikin Startup

Foto Berita Perkenalkan CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, Mantan Medrep yang Sukses Bikin Startup
WE Entrepreneur, Jakarta -

CEO Halodoc, Jonathan Sudharta menceritakan awal mula ia melihat peluang dalam menciptakan Halodoc yaitu hanya dari kebutuhan pasar. Terlebih, Jonathan menyadari bahwa Indonesia hanya memiliki tiga dokter per 10.000 populasi. Namun, populasi Indonesia sangat besar terdiri dari 17000 pulau dan 74000 desa, itulah masalahnya ketika supply dan demand tidak berbanding lurus.

Oleh karena itu, akses kesehatan yang sulit membuat Jonathan terpikirkan untuk menggunakan teknologi menjadi kesempatan untuk menciptakan Halodoc. Jonathan pun menegaskan bahwa bisnis Halodoc tak terfokus pada bisnisnya, namun bagaimana mereka mampu menolong orang-orang dengan akses yang terbatas.

Baca Juga: Pendiri Tiket.com Gaery Undarsa: Pariwisata di Indonesia Besar Sekali, Sayang Jika Dikelola Asing

Jonathan memulai karir sebagai medical representative alias tenaga marketing/salesman untuk menawarkan produk kepada dokter sejak tahun 2003. Ia bahkan mengaku memiliki 4.000 kontak dokter yang bisa dihubungi langsung.

Pernah suatu hari Jonathan juga menjadi penengah antara dokter dan pasien tatkala pasien menanyakan perlu atau tidak melanjutkan obat yang sedang dikonsumsi.

Dari situlah Jonathan terpikirkan untuk menggunakan teknologi menolong orang-orang dengan akses terbatas. Ia pun mempresentasikan Halodoc ke Kementerian Kesehatan dan langsung mendapatkan respon positif.

Jonathan mengaku bangga ketika Kemenkes melihat Halodoc tidak secara skeptis, malah optimis karena khawatir akan ada pasar dari luar yang mendisrupsi pasar Tanah Air sehingga membuat bingung regulasi.

Dalam video YouTube "Lenovo ThinkBook CEO Talks – JONATHAN SUDHARTA, CEO HALODOC", Jonathan mengatakan bahwa Halodoc adalah tech-health company yang merupakan perusahaan teknologi di bidang kesehatan.

"Kami bukan perusahaan healthcare di bidang teknologi, kami penghubung pasien dengan semua provider kesehatan, dalam konteks ini berarti dokter, apotek, laboratotium dan rumah sakit," ujar Jonathan.

Meski demikian, Jonathan mengaku bahwa Halodoc bukanlah bisnis yang mendisrupsi dokter atau rumah sakit. Mereka hanya mendisrupsi waktu tunggu dan bagaimana cara mendapatkan informasi. Bahkan, Halodoc telah bekerja sama dengan lebih dari 500 rumah sakit.

Jonathan mengungkapkan bahwa sekitar 80% pasien hanya dipegang ole 20% dokter yang populer. Halodoc pun hadir menjadi tempat bagi dokter-dokter lainnya agar jangkauannya lebih luas. Ini karena dokter-dokter yang populer sudah memiliki banyak pasien yang dipegang.

Sebagai sebuah startup, Halodoc sendiri memiliki banyak suntikan dana dari investor. Salah satunya, Bill & Melinda Gates Foundation. Jonathan mengungkap kebanyakan investor yang ada di Halodoc memiliki misi yang sama yaitu sociopreneurship. Mereka pun akan memastikan bahwa bisnis Halodoc tak hanya sekadar bisnis, namun ada dampak yang diberikan, tak hanya pada materi tetapi juga pada kemanusiaan.

Jonathan mengaku alasan ia mendirikan Halodoc adalah karena ia ingin memberikan dampak besar kepada dunia kesehatan. Terlebih, teknologi itu bisnis yang besar.

Meski demikian, Halodoc juga pernah salah langkah bahkan gagal dalam membuat aplikasi. Saat itu, Jonathan baru berdiskusi dengan CEO asuransi. Namun, ia hanya fokus pada solusi, bukan pada masalah sehingga yang menggunakan aplikasi itu hanya dua orang. Itu berarti, tidak ada masalah.

Jonathan pun menyimpulkan bahwa seharusnya kita fokus pada masalah, bukan hanya pada solusi. Itulah hal utama yang penting dalam membentuk startup, yiatu fall in love with the problem. Kemudian yang kedua adalah memiliki relasi.

"Karena apa yang kita bangun di sini semuanya hanya bisa berjalan kalau ada teman," ujar Jonathan.

Tag: HaloDoc, Jonathan Sudharta

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Sufri Yuliardi