Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar ke berbagai sektor usaha, termasuk di bidang food and beverage (F&B). Banyak pelaku usaha di sektor kuliner yang terpaksa melakukan penyesuaian seperti berjualan di pinggir jalan demi mempertahankan kelangsungan usaha.
Meski demikian, ada beberapa pengusaha di sektor kuliner yang sukses melakukan adaptasi dan inovasi sehingga bisnis mereka tetap tumbuh di masa pandemi. Misalnya saja Dewin, founder dari Bakso Semox, yang tetap konsisten mengembangkan usaha dengan menambah produk baru di portofolio bisnis kulinernya.
Baca Juga: KOL Stories x Chandra Putra: Dear Pengusaha! Usaha Itu Bukan Cuma Soal Omzet, Tapi Juga Mindset!
Lantas, apa sih rahasia sukses bisnis kuliner di kala pandemi? Simak selengkapnya dalam program KOL Stories bersama Madam Dewin di episode "Mengicip Lezatnya Bisnis Kuliner Bakso Semox".
Boleh diceritakan awal mula terlahirnya Bakso Semox?
Awal mulanya, Bakso Semox sebenarnya tidak sengaja saya buat karena usaha awal saya bergerak di bidang fashion dan saya produksi baju sendiri. Karena pasar fashion mulai redup, saya coba alokasi ke usaha lain. Awalnya bukan bakso, melainkan salon kecantikan. Namun, di daerah saya sudah banyak saingannya, jadi saya memutuskan untuk masuk ke dunia kuliner karena dianggap lebih menjanjikan.
Kemudian saya mulai mempelajari, usaha kuliner apa yang sering diminati orang banyak, di cuaca apa pun bisa dimakan, dan dalam kondisi perut seperti apa pun juga bisa dikonsumsi. Kemudian pilihan saya ada pada bakso.
Berdasarkan dari yang saya pelajari, bakso juga merupakan makanan favorit orang Indonesia. Mengapa namanya Bakso Semox? Karena saya orangnya ingin membuat sesuatu yang beda daripada yang lain. Penamaan seperti itu sesuai juga karena orang yang melihat banner pasti akan penasaran dan tertarik untuk mencicipinya.
Kenapa memilih berbisnis kuliner?
Bisnis kuliner memang sudah ramai pesaing. Namun, sesuatu yang berbeda itu pasti dicari, apalagi yang ditawarkan dari Bakso Semox ini sebagai makanan premium dengan harga yang standar. Saya juga terus memberikan inovasi per tiga bulan agar orang-orang tidak selalu mengira bakso itu bulat dan berkuah bening saja. Kita terus berinovasi di sini dan dari kuahnya saja juga berbeda dari bakso yang pada umumnya karena kita memakai rempah-rempah.
Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis Anda di sektor kuliner?
Di tahun ini kita stuck, hanya buka satu cabang. Seharusnya kita bisa ekspansi dengan membuka 10. Namun, karena Covid-19, tentu saja kita batasi. Jika vaksin dapat segera direalisasikan, Bakso Semox akan melanjutkan programnya untuk ekspansi karena sudah ada sekitar seratus orang yang sedang menunggu untuk bekerja sama. Namun, saya tidak akan langsung memutuskan kerja sama tanpa mengindahkan kualitas dari produk saya. Lebih baik saya tetap mempertahankan kualitas produk saya daripada terburu-buru untuk ekspansi yang nantinya dapat membuat bisnis saya hancur.
Apa inovasi dan strategi yang Anda terapkan agar bisnis bisa terus berkembang di kala pandemi?
Selain memertahankan kualitas, kami juga selalu inovasi produk baru. Kami selalu memasarkan menggunakan media sosial. Kami akui, memang media sosial merupakan alat yang ampuh dalam mengiklankan produk. Kami juga mengundang food blogger untuk mencoba produk.
Untuk promosi sendiri, jujur saya merasa followers akun Bakso Semox mulai stuck di bulan lalu. Kemudian, saya berpikir apa yang akan membuat orang untuk datang ke Bakso Semox. Pada akhirnya, saya terus mengundang food blogger tiap minggunya, kemudian membuat iklan yang inovatif berupa apa pun agar orang mau datang.
Contohnya, saat launching bakso Pelangi, tanpa disadari followers saya meningkat pesat menjadi dua puluh enam ribu. Saya tidak menargetkan nominal anggaran untuk marketing, jadi setiap outlet yang bertanggung jawab dan dikembalikan kepada mereka sepenuhnya untuk promosi. Namun, dari Bakso Semox sendiri menggunakan sekitar dua persen dari omzet, tidak terlalu banyak.
Kenapa Anda memutuskan untuk tetap ekspansif mengembangkan bisnis dalam situasi pelemahan ekonomi seperti saat ini?
Pandemi ini memengaruhi omzet Bakso Semox. Mungkin ada beberapa outlet yang memang tidak berpengaruh, sesuai dengan lokasinya. Namun, ada juga outlet yang terpengaruh hingga omzetnya menurun. Itu akan mengganggu proses produksi, sedangkan saya juga tidak ingin mengeluarkan karyawan di saat susah seperti ini karena mereka juga memiliki keluarga juga. Karena saya mempunyai uang lebih, akhirnya saya membuka outlet di tempat baru agar tetap produktif.
Adakah tips yang bisa dibagikan kepada para pengusaha pemula yang ingin memulai bisnis kuliner di kala pandemi?
Saat ini, yang paling utama dan perlu disiapkan adalah modal usaha. Kedua, kita perlu menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain atau dengan kata lain, inovasi. Ketiga, strategi marketing yang dilakukan juga harus bagus. Kalau zaman dulu biasa menggunakan cara dari mulut ke mulut, sekarang lebih mengutamakan pemasaran digital. Untuk tim sendiri, saya pribadi menggunakan tim yang sudah berpengalaman karena mereka sudah mengetahui cara dalam menangani customer.