Pandemi mengganggu banyak sektor, mengakibatkan pemutusan hubungan kerja dan merugikan bisnis. Namun, hal itu tak terjadi terhadap bisnis fesyen daring Warnawarni.ori.
Berdasarkan pengakuan Direktur PT Warna Warni Retailindo, Desi Indarti, penjualan bisnis selama pandemi tidak begitu terdampak pada 2020. Saat itu, ia mengaku dapat menjual 5.000-6.000 potong pakaian per hari.
"Dari awal sebenarnya kalau penjualan tak begitu pengaruh ya, tetapi ke sumber daya manusianya yang mengerjakan pengemasan, nota, begitu," ujar Desi kepada Warta Ekonomi.
Baca Juga: Meski Orang Terkaya Dukung Bitcoin, Menkeu Bilang Itu Bahaya! Karena ....
Baca Juga: Ogah Kompromi, China Desak Amerika Setop Pembatasan Teknologi
Penurunan 40% baru terjadi setelah Januari, menurut Desi. Hasilnya, jumlah penjualan menjadi 2.000-3.000 potong pakaian per hari.
Untuk bertahan di tengah pandemi, ia mengandalkan 2 hal: adaptasi dan inovasi. "Kalau sekarang yang jelas kita adaptasi, karena gak mungkin menunggu pandemi ini berakhir. Poin pertama adaptasi, poin kedua inovasi, sudah itu saja," katanya.
Sudah begitu, sejak merintis bisnis, ia memanfaatkan saluran penjualan luring dan daring, dari toko di marketplace hingga media sosial seperti Instagram. Hasilnya, tak ada tantangan yang ia hadapi selama pandemi, selain pengurangan aktivitas luring.
"Pandemi ini mau tidak mau kan dikurangi karena takut, semakin banyak orang, semakin besar risiko, Itu saja sih, lebih ke SDM-nya sih," akunya.
Desi memiliki 7 merek fesyen muslim, pabrik konveksi, hingga gudang tekstil yang ia kelola sendiri. Wanita kelahiran Lampung itu mengantongi omzet Rp2 miliar setiap bulan.