Rabu, 01 Mei 2024 Portal Berita Entrepreneur

Di Balik Tajirnya Disney Co, Sang Pendiri Berjuang Mati-Matian! Dari Timbun Utang Hingga . . . .

Foto Berita Di Balik Tajirnya Disney Co, Sang Pendiri Berjuang Mati-Matian! Dari Timbun Utang Hingga . . . .
WE Entrepreneur, Bogor -

Taman hiburan Disneyland jadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Namun, tahukah Anda, ternyata taman hiburan itu pernah ditolak sebanyak 300 kali oleh para pankir dan pemodalnya loh!

Memang, menjadi wirausahawan berarti harus akrab dengan penolakan yang akhirnya berujung keraguan bahkan depresi. Bagi mereka yang berjuang untuk menemukan motivasi dalam membangun usahanya, sosok Walt Elias Disney alias Walt Disney mungkin dapat menjadi inspirasi.

Melansir Forbes (3/1/2020), setelah bisnis pertama Disney gagal pada awal 1920-an, ia mencoba berakting di Los Angeles. Pada akhirnya, ia kembali gagal. Namun, Disney menciptakan karakter Oswald the Lucky Rabbit, versi pertama dari Mickey Mouse.

Baca Juga: Disney Jadi Raja di Sepanjang 2019, 80% Film Produksinya Mantap di Box Office Dunia

Siapa sangka, Disney dulunya bertahan hidup dengan makan kacang-kacangan dan menimbun utang. Ia bahkan hampir menyerah setelah menciptakan Mickey Mouse yang akan menjadi simbol dari taman hiburan Disneyland.

Kini, Walt Disney memiliki 'dunia' yang membentang di taman hiburan Florida, Los Angeles, Hong Kong, hingga Tokyo. Menunjukkan kesuksesan besarnya.

Disney World di Orlando kini telah tumbuh menjadi perusahaan dengan pendapatan grup di atas $ 50 miliar per tahun. Padahal, dulu ide Walt Elias Disney untuk mendirikan taman hiburan sempat ditolak berkali-kali.

Sayangnya, Walt Disney meninggal pada 1966 sehingga tidak pernah melihat pembukaan Walt Disney World di Florida pada 1971. Taman bermain itu tak akan bisa seterkenal sekarang jika tak mengalami 300 penolakan dari pemodal untuk konsep Mickey Mouse yang memulai perjalanan luar biasa ini.

Tag: Pengusaha, Walt Disney Studios Motion Pictures, Disneyland Park, The Walt Disney Company

Penulis/Editor: Tanayastri Dini Isna

Foto: Tech Crunch