Minggu, 28 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Aplikasi Taksi Online: Wadah Raih Harta Berlimpah

Foto Berita Aplikasi Taksi Online: Wadah Raih Harta Berlimpah
WE Entrepreneur, Jakarta -

Perusahaan layanan ride hailing yang baru saja melantai di bursa saham New York, Uber, menjadi ladang cuan bagi pendirinya, Travis Kalanick dan Garett Camp.

Meskipu nilainya turun dari perkiraan, Uber tetap memberikan keuntungan. Kalanick kini memiliki 8,6% saham di Uber yang bernilai sekitar US$5,3 miliar atau setara dengan Rp76 triliun.

Baca Juga: Beres Debut di Bursa, CEO Uber Bilang Perusahaannya Setara Amazon

Sedangkan Camp, ia memiliki 6% saham yang bernilai sekitar US$3,7 miliar atau Rp53 triliun. Selain pendirinya, Uber juga memberikan harta kepada pegawai pertamanya, Ryan Graves, yakni 1% saham berkisar US$1,5 miliar atau Rp21 triliun.

Mari kilas balik sebelum Uber berdiri. Di tahun 2008, kala itu Kalanick dan Camp hadir di konferensi teknologi LeWeb di Paris untuk mencari ide bisnis. Mereka berdua terlintas ingin mendirikan bisnis, yakni aplikasi penyewaan mobil.

Namun, ide tersebut belum dianggap paling menarik hingga mereka kembali ke San Fransisco. Alih-alih melupaka, Camp masih ambisius ingin mewujudkan ide tersebut. Akhirnya, ia membeli nama domain UberCab.com dan Camp berhasil meyakinkan Kalanick kalau mereka akan berhasil.

Baca Juga: Usai IPO, Pegawai Pertama Uber Kecipratan Untung, Hartanya Sentuh Rp14 Triliun

Setelah itu, di tahun 2010, layanan UberCab pun lahir di San Fransisco. Masih memiliki dana dan karyawan yang terbatas, Uber terus berusaha berkembang. Lambat laun, layanan jasa mereka menarik banyak peminat.

Bukan bisnis namanya jika tak memiliki permasalahan. Uber terus terlibat dalam beragam kontroversi. Hingga Kalanick harus mundur dari jabatannya sebagai CEO pada tahun 2017. Penyebabnya adalah pergolakan internal seperti pelecehan seks sampai teknologi Uber yang ditujukan untuk menghindari kejaran aparat.

Tag: Uber, Kisah Sukses

Penulis/Editor: Clara Aprilia Sukandar

Foto: Tech Crunch