Sabtu, 27 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Wirausaha Sosial Ala Perempuan Pesisir yang Membawa Berkah

Foto Berita Wirausaha Sosial Ala Perempuan Pesisir yang Membawa Berkah
WE Entrepreneur, Makassar -

Prinsip berbisnis yang dipegang teguh oleh Nuraeni, pendiri kelompok usaha pengolahan ikan dan koperasi Fatimah Az-Zahra, patut ditiru. Ibu tiga anak ini memandang berbisnis tidak sekadar mengejar keuntungan, melainkan berbagi kepada orang yang membutuhkan. Toh, usahanya memang didirikan bertolak dari keprihatinan atas fenomena perempuan pesisir yang ekonominya terpuruk dan terlilit utang oleh tengkulak.

Nuraeni bertekad membebaskan perempuan pesisir dari keterpurukan ekonomi yang berujung pada kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan anak putus sekolah. Karena itu, konsep usaha pengolahan ikan yang digagasnya yakni wirausaha sosial di mana pihaknya menyisihkan keuntungan produk untuk berbagai kegiatan sosial. Hasilnya tidak sia-sia dan membawa berkah, baik kepada orang di sekitar maupun dirinya sendiri. Buktinya, selain mencerdaskan kaum pesisir, usahanya dilirik oleh PT Pertamina.

"Tiap produk, saya sisihkan setidaknya Rp200 sehingga orang yang membeli secara tidak langsung telah beramal. Jangan menunggu kaya baru mau memberi atau membantu orang yang membutuhkan di sekitar Anda. Yakin saja, perbuatan baik akan berbuah manis," kata Nuraeni kepada Warta Ekonomi di rumah sekaligus lokasi usahanya di Jalan Barukang III, Makassar, Sabtu (4/2/2017).

Beragam program sosial yang dijalankan Nuraeni seiring dengan bisnis pengolahan ikannya yakni sekolah pesisir dan sekolah pelopor keadilan. Di sekolah pesisir, pihaknya mengajarkan perempuan pesisir untuk mandiri dan mendorong mereka untuk berwirausaha dengan memanfaatkan potensi sekitar. Mereka diberikan pelatihan dan bila sudah mahir dibebaskan untuk memulai usaha atau ikut memasok produk olahan ikan guna dijual dengan brand Fatimah Az-Zahra.

Selanjutnya, sekolah pelopor keadilan difokuskan Nuraeni untuk melatih perempuan pesisir agar mandiri menghadapi masalah, terutama dalam lingkungan keluarga. Bila terjadi kasus KDRT misalnya, mereka bisa meresponsnya dengan cara yang tepat dan tidak ragu melapor ke kepolisian. Program sekolah pesisir dan sekolah pelopor keadilan itu melibatkan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK).

Program sosial lain dari usaha Fatimah Az-Zahra, yakni peduli lansia. Tiap bulan, Nuraeni menyebut pihaknya dibantu Puskesmas memberikan makanan gratis disertai paket pengobatan dasar dan penimbangan berat badan. Juga dilaksanakan pengajian.

"Kegiatan peduli lansia ini yang menarik perhatian PT Pertamina sehingga akhirnya tempat kami ini dikunjungi dan akhirnya diberikan bantuan," ucap alumnus Fisipol Unhas ini.

Bantuan dan kerja sama dari PT Pertamina yang berjalan selama tiga tahun belakangan terbilang besar. Mulanya, kelompok usaha Fatimah Az-Zahrah yang diberikan bantuan dana SCR dan fasilitas kredit melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan sebesar Rp25-Rp50 juta dengan bunga rendah. Belakangan, pihaknya mendapatkan bantuan sarana dan prasarana meliputi freezer dan spinner pengolahan ikan. Bahkan, PT Pertamina menghibahkan bangunan di atas tanah miliknya.

Hingga kini, Nuraeni masih tidak menyangka usaha yang dirintisnya sekitar 10 tahun yang lalu bisa terus bertumbuh dan diminati serta bermanfaat bagi orang di sekitar. Mulanya, bisnis pengolahan ikan dibangunnya bersama dua rekannya dengan modal masing-masing Rp500 ribu. Kini omzetnya bisa melampaui Rp100 juta per bulan, tergantung pesanan.

Olahan ikan Fatimah Az-Zahra pun tidak lagi sebatas abon ikan, tapi dikembangkan ke produk lain di antaranya bakso ikan, nugget ikan, otak-otak, bandeng tanpa tulang, fillet udang, dan lainnya. Produksinya juga meningkat dari awalnya hanya 35 kilogram per bulan menjadi satu ton per bulan. Aneka produk pengolahan ikan tersebut dibanderol dengan harga mulai Rp20 ribu hingga Rp140 ribu.

Tag: Entrepreneur, Makassar

Penulis: Tri Yari Kurniawan

Editor: Cahyo Prayogo

Foto: Tri Yari Kurniawan