Selasa, 19 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

4 Kali Bangkrut sampai Punya Utang Rp1,2 M, Pria Ini Akhirnya Raup Rp15 M Lewat Jualan Sandal!

Foto Berita 4 Kali Bangkrut sampai Punya Utang Rp1,2 M, Pria Ini Akhirnya Raup Rp15 M Lewat Jualan Sandal!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Nathan Handryan Lim, CEO dan Founder Sandal "Panama" sebagai brand sandal jepit No. 1 di Indonesia. Panama dirintis sejak tahun 2016 dan memiliki tujuan panjang membuka lebih dari 30 gerai yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Saat ini, tujuan itu pun sudah tercapai. Panama sudah memiliki 60 outlet di mal-mal besar Indonesia, Jakarta hingga Bali.

Sebelumnya, Nathan pernah menjalankan 4 bisnis berbeda. Namun karena wanprestasi para rekanan bisnis, semua bisnisnya bangkrut dan Nathan harus menanggung utang lebih dari Rp1 miliar di umurnya yang baru 23 tahun.

Awal mula Nathan berbisnis sandal jepit ini karena memang sandal jepit memiliki tempat tersendiri di hati rakyat Indonesia. Dalam keadaan dan kondisi apapun, sandal itu paling kuat diterjang badai. Karena itulah Nathan memilih bisnis ini. Hal itu diungkap Nathan lewat video YouTube bersama Christina Lie bertajuk "PUNYA HUTANG 1,2 MILYAR DI USIA 23 TAHUN KINI JADI RAJA SANDAL JEPIT - NATHAN HANDRYAN LIM".

Baca Juga: Dulu Hanya Makan Nasi Garem, Danu Sofwan Kini Juragan Cendol 800 Cabang hingga ke Hong Kong

Sebelumnya, Nathan pernah berbisnis kentang goreng. Namun, karena bernafsu ingin terus membuka cabang, alhasil Nathan bangkrut dan harus menanggung utang Rp1,2 miliar. Sementara uang pribadi yang ia pegang hanya tinggal Rp2 juta.

Hingga suatu hari, Nathan yang sudah kenal dengan pemilik FoodHall suatu mal diajak untuk mengelola suatu event. Dalam setiap event itu ada beberapa brand yang dikelola oleh Nathan. Satu brandnya, Nathan bisa meraup Rp30-60 juta. Hingga dalam tiga bulan, Nathan bisa mengumpulkan Rp1 miliar untuk membayar utangnya. Sejak tahun 2013-2016 Nathan pun mengelola FoodHall ini. Hingga akhirnya tahun 2016, Nathan mulai usaha sandal.

Awal mula Nathan tertarik untuk menjual sandal produksi Malaysia, Nathan bahkan sampai terbang ke Malaysia untuk memborong sandal tersebut dan menjualnya di Indonesia, membuka bazar di mal bahkan sampai menawarkan penjualan ke Hong Kong.

Setelah itu, Nathan pun memulai Panama dengan modal awal Rp17 juta. Berkat pengalamannya menjual sandal produk Malaysia, akhirnya Nathan pun sukses meraup Rp15 miliar dalam waktu 2 tahun.

Rahasianya saat itu adalah Nathan menggunakan part-timer anak kuliahan. Dari kaos hingga sandal, Nathan berikan label Panama sehingga per harinya dapat terjual lebih dari 100 sandal.

Untuk mengantisipiasi barang hilang, Nathan membuat aturan menghitung stock per varian setiap harinya. Jika ada barang yang hilang, maka akan langsung potong gaji. Adapun gaji harian sales Panama ini adalah Rp270 ribu. Setiap karyawan part-time hanya diberi jatah 2x seminggu.

Namun, saat berjalan, Nathan bercerita mulai banyak kenakalan karyawannya. Mulai dari database di hack, jual-beli shift kerja sampai barang hilang tetapi tidak mengaku. Dari situ, Nathan mulai menyelidiki siapa dalang dari kericuhan itu. Setelahnya, orang itu pun dipecat.

Di balik adanya punishment, ada juga reward bagi karyawan yang memiliki tingkat penjualan yang baik. Bisa diajak outing ke Bandung bahkan ke Bali agar karyawannya semangat.

Namun, sejak pandemi Panawa pun beralih ke online. Selain itu, berkat pandemi juga Nathan jadi memiliki bisnis baru bernama LivingWorks.id yang menjual barang-barang rumah tangga, mirip IKEA. Meski baru, tetapi penjualan LivingWorks ini sangat baik, terus meningkat setiap minggunya.

Dari banyaknya pembelajaran hidup yang Nathan jalani, ia pun belajar bahwa jika ada masalah maka akan lebih baik bercerita ke orang-orang terdekat. Karena, siapa tau orang-orang terdekat inilah yang akan menjadi penolong. Nathan juga mengungkap bahwa jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena apa yang dijalani pasti berbeda.

Lebih lanjut, Nathan membagikan tips untuk berbisnis di tengah pandemi. Menurutnya, jangan terlalu idealis, mulai saja tanpa banyak berpikir. 

"Jika terlalu idealis dan perfeksionis, gak akan mula-mulai. Mulai aja dulu," ujar Nathan.

Selain itu, Nathan juga mengatakan bahwa sudah seharusnya bersinergi dan berkolaborasi dengan orang-orang sekitar. Dan terakhir, bekerjalah untuk orang lain, seperti Nathan yang memiliki semangat untuk empowering anak muda agar bekerja sejak dini.

Tag: Nathan Handryan Lim, Pengusaha

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Instagram/Nathan Handryan Lim