Minggu, 24 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

KOL Stories X Haryanto Kandani: Dare To Be Diferent! Meski Berbeda, Tetap Bisa Sukses Jua

Foto Berita KOL Stories X Haryanto Kandani: Dare To Be Diferent! Meski Berbeda, Tetap Bisa Sukses Jua
WE Entrepreneur, Jakarta -

Setiap orang pasti memiliki keunikan tersendiri. Sebagai manusia akan sangat wajar bila kita berbeda karena pada dasarnya masing-masing dari kita diberikan anugerah yang tidak sama. Dan, itu adalah fakta yang tak terbantahkan! Karena bisa jadi dengan berbeda, kita bisa meraih kesuksesan yang tak pernah terbayangkan. So, dare to be diferent!

Berbeda dalam dunia bisnis yang malah menjadi suatu keharusan. Karena ketika kita hanya melahirkan produk yang sama dengan lain, produk kita seperti tidak memiliki jiwa dan nilai lebih dibandingkan dengan produk lain yang telah ada di pasaran. Pertanyaannya, seberapa kuatkah produk kita dengan produk yang dilahirkan perusahaan besar yang notabene telah memiliki kepercayaan customer? Untuk itulah, kita perlu memiliki suatu ciri khas tersendiri agar dapat bersaing di pasaran.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa Teknologi: Spotify, Bisnis Digital dengan Kapitalisasi Rp400 Triliun

Lantas perbedaan seperti apakah yang perlu dimiliki bagi para pebisnis pemula maupun existing? Simak bincang-bincang Warta Ekonomi bersama Achievement Motivator, Author, sekaligus Marketing & Leadership Coach, Haryanto Kandani.

Selamat malam Pak, apa kabar? Gimana kesibukannya di tengah pandemi ini?

Saat ini saya sibuk meng-handle berbagai proyek kegiatan, dan juga public training.

Bebicara soal Dare to Be Diferent, dari kacamata Bapak yang merupakan Achievement Motivator, Author, sekaligus Marketing & Leadership Coach, apa sih makna perbedaan itu?

Ya, jadi dalam kehidupan justru perbedaan itulah yang membawa keunikan setiap individu. Selalu saya katakana dalam konteks pribadi terlebih dahulu. Kalau kita sudah bisa menemukan perbedaan kita, itu merupakan langkah awal menjadi pribadi yang unggul. Justru jika kita menjadi sama dengan orang lain, kita akan menjadi pasaran.

Kedua, jika dilihat dari segi bisnis atau marketing, kita butuh diferensiasi atau keunikan sehingga hal itu yang membuat bisnis kita lebih outstanding atau bisa keluar dari kerumunan yang ada. Produk yang sifatnya terbatas atau limited, nilainya akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk yang banyak di pasaran.

Jadi dalam kacamata saya, baik secara individu atau bisnis, kita harus memiliki perbedaan atau keunikan tersendiri.

Kenapa sih kita harus berbeda?

Oke, saya coba bahas dalam beberapa konteks. Pertama dari segi produk atau jasa yang kita tawarkan jika berbicara bisnis. Misalnya, ada banyak orang yang menjual dan menawarkan produk atau jasa yang sama dengan kita, seperti menjual makanan atau membuka jasa salon, kita masuk di market yang melakukan metode pemasaran dan penjualan yang sama. Namun, kalau kita memiliki keunikan atau diferensiasi, itu yang membuat kita akan dilirik.

Misalnya, kita sama-sama menjual makanan, tetapi produk yang kita jual memiliki keunikan tersendiri, mungkin dari nama produknya, cita rasanya, atau penampilannya. Itulah yang membuat daya tarik yang akan membuat orang lebih memerhatikan, kemudian berujung pada pembelian. Jadi, kita harus selalu ingat hukum dalam pemasaran, yaitu memberikan keunikan dan manfaat atau nilai tambah bagi banyak orang.

Nah bagaimana secara individu? Secara individu kita juga bekerja untuk mencukupi hidup. Saat bekerja, terdapat banyak karyawan di perusahaan tersebut. Jika kita bekerja, kita juga harus memiliki perbedaan misalnya, lebih cakap atau lebih unggul dari segi keahlian dan kemampuan. Itu akan membuat akselerasi pada karir kita sehingga lebih cepat maju atau berpotensi mendapat promosi. Jadi, dalam kehidupan ini sangat perlu untuk menemukan keunikan atau perbedaan kita dari orang lain.

Dengan berbeda, bisa melahirkan inovasi, lalu bagaimana cara untuk menggali potensi yang sebenarnya terpendam?

Baik, cara menggalinya adalah kita harus pandai melihat. Pertama, apa yang ada dalam diri kita yang bisa kita asah atau kembangkan. Contoh, kita punya potensi. Potensi yang diasah akan menjadi kompetensi atau keahlian. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda. Ada yang punya potensi dalam hal berkomunikasi, ada yang memiliki potensi dalam hal digital atau IT, ada yang punya potensi dalam hal musik, memasak, atau olaharaga.

Jadi, kita harus menemukan terlebih dahulu apa potensi yang ada dalam diri kita. Tidak ada orang yang tidak mempunyai bakat atau potensi, minimal 1 atau 2. Potensi tersebut harus diasah dan dilatih sehingga bisa menjadikan Anda lebih unggul dibandingkan orang lain.

Maka dari itu, pertama kita harus discover our potency, atau temukan potensi kita, kemudian develop, atau kembangkan potensi kita, dan terakhir distribute, atau salurkan potensi kita untuk bisa bermanfaat bagi banyak orang. Di tahapan discover, kita cenderung untuk mencoba melakukan banyak hal untuk menemukan potensi kita ada di mana. Kemudian kita perlu untuk mendalami keahlian tersebut sehingga pada akhirnya, profit datang dalam hidup kita.

Baca Juga: KOL Stories x Denny Santoso: Updating Digital Marketing Strategy in Uncertain Times

Menyoal inovasi di dalam berbisnis, menurut Bapak bagaimana cara agar produk baru bisa diterima di pasar? Strategi apa yang perlu dilakukan?

Jadi memang kalau dilihat saat pandemi ini, saat banyak orang yang terdesak karena income menurun, terkena PHK, bisnis tidak jalan, malah menghasilkan sesuatu yang baru. Itu merupakan hal yang bagus karena krisis bisa menghasilkan kreasi. Jadikan krisis menjadi motivasi untuk kita berkreasi, bukan untuk menghancurkan hidup kita.

Saat terjadi krisis moneter tahun 1998, kita melihat banyak orang yang mendapatkan peluang baru. Kadang-kadang orang bisa menemukan peluangnya ketika satu pintu tertutup, ada pintu lain yang terbuka sehingga harus kita masuki. Maka dari itu, banyak orang yang justru menemukan peluang dirinya disaat sedang terdesak. Untuk itu, cobalah keluar dari zona nyaman Anda.

Semua tingkatan sebuah produk diawali dengan kondisi yang prematur saat produk tersebut baru launching. Bahkan, sebelum masa prematur, ada masa yang disebut sebagai masa inkubasi atau yang lebih dikenal sebagai incubator jika kita memakai istilah start-up.

Saat kita masih pemula atau sedang merintis penjualan produk atau bisnis online, kita harus bisa melihat apakah ini akan kita jadikan sesuatu yang utama, atau sesuatu yang sementara. Jika kita bisa melihat prospek yang bagus, kembangkanlah. Artinya Anda harus menjalaninya dengan serius, menyiapkan dengan baik, ditingkatkan dan dikembangkan lagi, sehingga bisnis Anda bisa menjangkau lebih luas lagi.

Jadi, kembali lagi kita yang harus menilai, kita mau fokus bisnis tersebut menjadi mata pencarian utama, atau hanya menjadi sampingan saja.

Perbedaan seperti apa sih yang baiknya dimiliki oleh produk yang masih prematur maupun produk existing?

Untuk itu, saya katakan berbeda saja tidak cukup, harus punya strategi marketing yang baik agar produk dan jasa kita bisa menjangkau pasar yang luas. Artinya, makin banyak orang yang menyadari dan mengetahui, makin kita bisa membangun minat dari orang tersebut. Jadi kita harus bisa mengedukasi market dari tidak mengetahui menjadi mengerti. Itu artinya, setelah kita memiliki keunikan produk, kita harus menguasai strategi marketing.

Jalur marketing ada banyak, ada jalur secara offline dan ada yang secara digital. Saat ini lebih mudah jika kita menjual atau memasarkan secara digital. Mengapa? Karena dengan biaya murah kita bisa menjangkau banyak orang.

Selain marketing, kita harus mengetahui ilmu branding karena sekarang ini orang membeli sesuatu berdasarkan citra brand yang ada di pikiran mereka. Jadi, Anda perlu membuat citra atau nama brand yang baik agar target pasar yang sudah ditentukan bisa mengenal nama brand Anda, kemudian melakukan pembelian.

Tag: Bisnis, Entrepreneur, Digital Marketing, Haryanto Kandani

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Foto: Instagram/Haryanto Kandani