Komisaris Independen XL Axiata menjelaskan relasi antara operator telekomunikasi dengan inklusi keuangan dalam peluncuran hasil studi Small Firm Diaries (SFD) Indonesia di Jakarta, Kamis (22/6/2023) lalu. Komisioner tersebut menyatakan bahwa operator telekomunikasi muncul sebagai pendukung penting inklusi keuangan di Indonesia.
Komisaris Independen XL Axiata dan Penasehat Sisternet, Yasmin Wirjawan menjelaskan dalam pemaparannya bahwa dari 60 juta populasi dewasa di Indonesia, terdapat 30 juta usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang harus dicapai pemerintah untuk masuk ke ekosistem digital di tahun 2024.
Menurut Yasmin, aksesibilitas secara menyeluruh penting untuk melanjutkan langkah krusial dalam meningkatkan digitalisasi di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Riset Small Firm Diaries: 79% Usaha Kecil Gunakan Teknologi untuk Pemasaran dan Perpesanan
“Ini adalah penting karena pemerintah mengarahkan [UMKM] untuk mencapai 3%, maksud saya 30 juta UMKM di Indonesia ke ekosistem digital tahun 2024,” jelas Yasmin. “Karena itu, akses secara menyeluruh untuk melanjutkan [digitalisasi] menjadi langkah penting dalam meningkatkan digitalisasi di Indonesia, khususnya luar Jawa,” sambungnya.
Selain itu, perusahaan telekomunikasi berperan untuk mendukung digitalisasi. Yasmin menyampaikan dalam pemaparannya bahwa, “perusahaan telekomunikasi telah muncul sebagai pendukung penting inklusi keuangan.”
“… didukung melalui jaringan mobile dan broadband yang meningkatkan penetrasi dan akses langsung ke basis pelanggan yang besar,” sambungnya ketika menjelaskan peta kesenjangan gender dari segi kepemilikan mobile (mobile ownership) dan akses internet di industri keuangan.
Yasmin juga menggarisbawahi bahwa “akses internet tidak sama dengan penggunaanya.”
Ia menekankan, literasi keuangan digital menjadi hal penting untuk menyokong UMKM dalam keputusan keuangan, mulai dari pengetahuan dasar dan kemampuan individu untuk menggunakan produk dan layanan digital, pengetahuan risiko dan mitigasi terutama di fraud dan keamanan siber, pengetahuan hak konsumen dan remedy mechanism, serta sikap growth mindset.
“Secara keseluruhan, literasi keuangan digital adalah penting untuk meningkatkan kesetaraan gender dan secara signifikan meningkatkan inklusi keuangan UMKM dan aspirasi berwirausaha,” ujar Yasmin.