Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, program Pasar Digital atau PaDI UMKM merupakan salah satu program yang disiapkan Kementerian BUMN untuk mendorong inklusi keuangan dan penguatan bisnis UMKM.
Menurut Erick, program ini menjadi salah satu sarana yang mengarahkan bisnis UMKM pada kepastian dan keberlanjutan usaha. Program PaDI UMKM ini sejak awal mampu mendorong transformasi BUMN dalam membentuk ekosistem yang melibatkan UMKM.
Baca Juga: Kepada Bos BRI, Sri Mulyani Titip UMKM agar Kuat dan Kompetitif
"Hingga saat ini, sebanyak 40.000 UMKM sudah bergabung dalam program Pasar Digital UMKM. Bersama 92 perusahaan dan anak perusahaan BUMN sudah menyalurkan pembiayaan Rp24,4 triliun sepanjang tahun 2022. Itu dengan target tahun ini (2023), insyaallah, mencapai Rp50 triliun," sebut Erick dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/1/2023).
Dia mengatakan, transformasi program kolaborasi UMKM bersama BUMN dalam Program PaDI tidak hanya membantu menyerap produk dari UMKM. Program ini juga menjaga agar BUMN tidak bersikap sebagai menara gading yang tinggi menjulang dan tak tersentuh oleh rakyat.
"BUMN bukan menara gading yang tidak tersentuh oleh rakyat. PaDI UMKM juga menjaga agar dapat membantu perjalanan kita menuju Indonesia yang merdeka dan berdaulat," ujarnya.
Erick mengungkapkan, dirinya lega dan gembira karena pembicaraan mengenai inklusi keuangan makin mengarah dan menajam kepada UMKM. Menurutnya, hal itu penting karena UMKM merupakan arena kehidupan rakyat, arena perekonomian masyarakat, dan arena untuk memercayakan harapan besar kala bertahan dengan usaha sendiri.
"UMKM itu bukan hanya untuk melompat jauh dengan inovasi. Sering kali, usaha rakyat ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup sehari–hari," ujarnya.
Untuk memperkuat inklusi keuangan pada UMKM ini, Erick menekankan peran BRI sebagai Holding Keuangan Ultra Mikro. Sebab, BRI sejak awal telah konsisten berfokus pada pengembangan perekonomian dan keuangan rakyat.
"Terutama dalam menjalankan target kita dalam menyalurkan pembiayaan dan pendampingan hingga kini. BRI berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah melalui holding ultra mikro," kata Erick.
Erick menegaskan, ke-34 juta nasabah holding ultra mikro itu terdiri atas 14 juta nasabah mikro BRI, 6,8 juta nasabah mikro PT Pegadaian (Perseroan), dan 13 juta nasabah PNM Mekaar. Khusus untuk PNM Mekaar sudah menyalurkan Rp156,79 triliun. Secara khusus, program itu telah meningkatkan talenta serta kemampuan ibu-ibu preneur dan perempuan Indonesia dalam berusaha.
"Ini wujud kemajuan yang memiliki harapan ketika kita bicara mengenai inklusi keuangan. Maka dari itu, kita harus lebih memastikan program-program inklusif yang mendorong UMKM naik kelas, dapat berjalan berkelanjutan. Karena melalui UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian rakyat juga lah dapat kita atasi persoalan yang dihadapi, hingga meraih Indonesia merdeka dan berdaulat," tegas Erick.