Perekonomian Indonesia diprediksi akan cenderung stabil pada tahun 2023 di tengah berbagai tantangan ekonomi yang menghadang seperti ancaman resesi global dan rantai pasok. Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan perekonomian nasional akan menguat pada tahun 2023 dengan kisaran 4,5-5,3% didorong oleh peningkatan sektor konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang membaik.
Namun, meski prospek prekonomian nampak cukup menjanjikan, para pelaku bisnis tetap perlu waspada dengan memberikan perhatian pada beberapa hal yang salah satunya adalah pada kebutuhan untuk mengadopsi solusi bisnis yang bersifat holistik, di mana saat ini sebagian besar pelaku bisnis terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih cenderung mengadopsi strategi bisnis yang bersifat instan.
Untuk dapat bertahan dan terus berkembang, pelaku bisnis harus dapat berfokus pada diversifikasi sumber produk, penilaian biaya, dan digitalisasi di tengah melonjaknya permintaan konsumen serta kenaikan harga yang berdampak pada rantai pasok.
Baca Juga: Prof Rhenald Kasali Sebut Bisnis Informasi Harus Diinvestasikan Pemerintah dalam Jumlah Besar
"Lanskap bisnis Indonesia harus mengantisipasi beberapa tantangan di tahun 2023 karena faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga yang lebih tinggi, dan rantai pasokan global yang terganggu. Pemahaman atas keadaan tersebut perlu dimiliki oleh setiap pelaku usaha dalam mempersiapkan bisnisnya di tahun yang baru ini," tutur CEO SIRCLO Group Brian Marshal dalam media rilis pada Kamis (5/1/2023).
Ia menambahkan, "dengan pergerakan ekonomi dunia yang cepat, sebagai pelaku bisnis kita terus dihadapkan dengan pilihan untuk bergerak maju atau berisiko untuk tertinggal. Definisi sukses pun telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Melihat kondisi tersebut, SIRCLO berkomitmen untuk memaksimalkan potensi dari setiap pelaku usaha melalui ragam solusi yang ditawarkan".
Brian menyampaikan, bahwa dengan berharap dapat mendukung bisnis dari berbagai skala untuk menjadi tangguh dan relevan dalam menghadapi masa depan yang tidak terduga di tengah iklim ekonomi yang tidak menentu ini, SIRCLO memberikan empat jurus jitunya dalam praktik usaha untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang, antara lain:
- Pelaku bisnis perlu melihat gambaran besar perekenomian Indonesia pascapandemi untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan konsumen, pola konsumsi, dan situasi ekonomi. Untuk mencapai ketahanan bisnis, pelaku usaha perlu mengembangkan strategi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan jangka panjang serta menghindari tindakan dramatis seperti lonjakan harga mendadak sebagai respons atas inflasi atau resesi.
- Jangan mengabaikan penjualan bervolume kecil karena mengabaikan penjualan bervolume kecil bisa menjadi suatu kesalahan besar. Apalagi bagi UMKM yang menjual barang kebutuhan sehari-hari. Penting bagi pelaku bisnis untuk bisa mempertahankan fokus pada penjualan yang bervolume kecil.
- Kurangi biaya produksi dan tingkatkan penjualan untuk meningkatkan keuntungan. Pelaku bisnis dapat meningkatkan pangsa pasar dengan cara menurunkan harga secara bertahap sambil mempertahankan margin keuntungan yang didapatkan dari setiap penjualan. Dengan menggunakan teori keunggulan komparatif, pelaku bisnis dapat menawarkan barang dan jasa dengan biaya lebih rendah daripada pesaingnya sehingga margin keuntungan dapat ditingkatkan.
- Perbanyak kolaborasi dan kemitraan yang merupakan kunci mengatasi tantangan yang dihadapi lintas industri. Dengan kolaborasi dan kemitraan yang erat, para pelaku bisnis dapat menjadi semakin relevan di pasar yang terfragmentasi di Indonesia. Apalagi di era digital di mana kolaborasi bisnis merupakan langkah strategis yang bisa karena dapat memengaruhi kinerja positif perusahaan secara signifikan. Tidak hanya itu, kolaborasi dan kemitraan antar pelaku bisnis pun dapat mendukung kesuksesan bisnis di sektor digital Indonesia.