Era digitalisasi yang terjadi saat ini telah membuat masyarakat hidup tidak terlepas dari konsep yang serba digital, seperti cara berkomunikasi dan dalam melakukan transaksi.
Di Indonesia sendiri, digitalisasi sudah berkembang sangat pesat, sebuah data pada Januari 2022 menunjukkan bahwa pengguna aktif media sosial di Indonesia telah mencapai 191,4 juta yang setara dengan 68,9% dari total jumlah populasi masyarakat Indonesia.
Untuk itu, dalam dunia bisnis, para pelaku usaha termasuk UMKM pun kini harus bisa menjangkau lebih dekat dengan konsumen dalam konteks aktivitas yang sama, yaitu menjangkau secara digital untuk bisnis dapat terus bertahan dan berkembang serta bertumbuh di era digital saat ini.
Baca Juga: Dukung UMKM Naik Kelas, KoinWorks Luncurkan KoinLearn sebagai Platform Pembelajaran Gratis
Melihat pada proses awal bisnis seperti ini, contenct creator sekaligus entreprenuer Fellexandro Ruby mengatakan bahwa hampir semua UMKM pasti akan mengalami permasalahan yang sama di awal proses pengembangan bisnis secara digital. Masalah tersebut dapat terkait dengan produk, modal, marketing, promosi, dan strategi. Beberapa shortcut atau hacks yang sering dilakukan oleh para pelaku UMKM mungkin akan membantu, namun seringkali hal tersebut hanya sampai batas tertentu saja.
"Pada akhirnya yang penting adalah kita semua perlu terus berproses, terus belajar, dan upgrade diri. Ketika kita mengikuti tren tertentu, mengikuti platform yang terbaru, atau mengikuti tren lainnya, semua itu hanya sementara. Pada akhirnya, produk yang berkualitas adalah yang bisa relevan dengan audiens dan bisa terus beradaptasi," tutur Fellexandro dalam acara peluncuran produk bersama media dan komunitas: KoinLearn pada Selasa (27/9/2022).
Ia mengatakan bahwa untuk UMKM dapat bertahan, maka harus ada sebuah mindset untuk membangun aset digital jangka panjang. Dalam hal ini, ia membagikan lima tips dasar yang dapat digunakan oleh para UMKM dalam hal digital marketing untuk memasarkan produknya kepada konsumen.
Yang pertama adalah terkait dengan alokasi waktu. Fellexandro menyarankan untuk para pelaku UMKM agar berkomitmen dalam mengalokasikan waktunya untuk membuat konten dan mengunggah materi yang dapat menjadi bahan engagement dengan para konsumen potensial.
Yang kedua, para pelaku UMKM perlu untuk memetakan target pemasaran yang dalam hal ini dapat dipetakan pada kategori siapa dan di mana. Misalnya saja target dari pemasaran ini dapat diraih atau dijangkau melalui media sosial atau pun dari lapangan langsung.
"Setelah saya punya itu [target pemasaran], saya mulai bangun dan jaga database saya sendiri. Intinya adalah kita perlu punya tempat untuk bisa mengobrol langsung dengan audiens secara digital," jelasnya.
Database pribadi yang dibangun olehnya ini termasuk memuat mail list yang berisi nama, email, dan kontak yang bisa dihubungi yang nantinya bisa menghubungkan para konsumen kepadanya melalui website, event, atau pun marketplace. Pun dapat diraih dari lingkaran sosial mulai dari keluarga, pertemanan, komunitas, rekan kerja, dan lainnya yang bisa terhubung melalui group WhatsApp atau Telegram. Selanjutnya, bisa pula memakai bantuan dari media sosial melalui subscriber dan follower media sosial.
Setelah itu yang ke empat, adalah yang cukup penting mengenai konten. Di mana saat ini generasi sekarang lebih banyak terikat dengan konten. Oleh karena itu, Fellexandro menyarankan kepada para pelaku UMKM untuk membuat konten yang memiliki value dan manfaat bagi audiens.
"Kita bisa bikin konten yang spesifik. Tidak perlu bingung, cukup salah satu dari ini, yaitu yang menghibur, atau mengedukasi, menginspirasi, menghubungkan orang, dan yang terakhir yang paling populer adalah yang make them feel good, yaitu konten yang tidak perlu wow tapi cukup untuk membuat orang merasa didengar atau terwakili."
Para pelaku UMKM dapat membungkus promosi brand-nya dengan sebuah personal story yang menunjukkan kepercayaan sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan publik terhadap brand tersebut.
Tips yang kelima atau terakhir, sebagai seorang contenct creator yang memulai usahanya dari nol, Fellexindo mengatakan bahwa para pelaku UMKM tidak perlu berkecil hati karena dalam dunia digital, kita tidak perlu memiliki jutaan follower untuk dapat memberikan kesuksesan bagi penjualan produk melalui digital marketing, karena yang lebih penting dari itu adalah tentang membangun kepercayaan publik dan adanya engagement dengan mereka.
"Jumlah follower jutaan tidak melulu sama dengan engagement, juga tidak sama dengan orang percaya terhadap dia [influencer yang memiliki jutaan follower]. Makanya kita jangan mengecilkan kapasitas kita," pungkasnya.