Pengamat ekonomi, Mirah Kusumaningrum mengapresiasi pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani yang meminta pemerintah untuk terus mendorong dan membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) agar mereka semakin meningkatkan potensinya dan mampu bersaing.
Menurut dia, memang ada anggapan bahwa bangsa kita merasa inferior atau minder terhadap sesuatu yang berbau luar negeri.
Baca Juga: Tingkatkan Gerakan BBI dan UMKM, Menko Luhut Resmikan Bazar Ramadan 2022
Hal itu disebabkan oleh politik penjajahan eropa yang menempatkan ras pribumi sebagai ras kelas tiga, setelah ras Eropa dan ras Asia lainnya seperti keturunan Arab dan China.
Dikatakannya, mindset bahwa sesuatu yang asing dan berbau luar negeri lebih unggul dari produk kita ternyata berdampak pada sektor ekonomi.
“Tanyakan saja dari seorang sopir angkot hingga bapak ibu pejabat di negara ini. Mereka pasti tahu barang barang bermerk luar negeri seperti LV, Gucci, Hermes, dll. Dalam imaji mereka produk produk tersebut adalah produk dambaan dan kelas satu yang tidak mungkin bangsa kita ciptakan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/4/2022).
Baca Juga: Mantap Betul! Dorong UMKM, BRI Antarkan Pengusaha Kopi Gayo Tembus Pasar Internasional!
Padahal, katanya, bukan tidak mungkin pabrikan merek terkemuka dunia itu memakai jasa pembuatan produk dari Garut, Tasikmalaya, Cibaduyut dan Ciampea dengan SDM yang terkenal kehalusan tangannya dan murah.
“Pernah pada suatu kesempatan dalam suatu pameran produk lokal di Semarang saya tertarik untuk mencoba satu produk Permen Jahe bernama REED`S dengan kandungan produknya 100 persen buatan Indonesia dan dikerjakan oleh tenaga terampil lulusan Fakultas Farmasi lokal. Sebagai penggemar permen berempah saya betul betul terkejut dengan rasa dan tekstur Permen Jahe buatan mereka. Kalo boleh saya menilai, belum pernah saya takjub dengan paduan rasa yang sangat pas. Ini pastilah kualitas premium dunia,” katanya.
Pandangan inferior terhadap produk nasional tentu membuat UMKM dan IKM di dalam negeri sulit berkembang. Pikiran bahwa produk luar negeri memiliki kualitas terbaik masih terdapat di benak sebagian besar masyarakat kita.
Belum lagi trend yang belakangan hadir yakni murah dan ekonomisnya produk-produk dari China. Produk tersebut menghajar UMKM dan IKM kita.
Mirah mengatakan banyak contoh negara maju dengan perekonomian kuat ternyata merupakan buah dari komitmen pemerintah dalam membangun ekonomi negara dengan cara menguatkan sektor UKM dan IKM negara tersebut.
“Sebut saja Jerman dengan sejarah ratusan tahun Zunf dan Gilde-nya, China dengan kebijakan OVOP-nya dan Korea Selatan dengan Semaul Undong. Masyarakatnyapun mendukung dengan kecintaan pada produk dalam negerinya. Jangan-jangan tas Hermes yang kita pakai itu memang jahitan Garut, Ciampea atau Cibaduyut,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, banyak produk UMKM dan IKM kita yang bisa bersaing dengan produk premium dunia karena memiliki kualitas yang tidak kalah baik.
Karena itu, katanya, Pemerintah dapat lebih menguatkan UMKM dan IKM dalam negeri misalnya dengan regulasi yang pro UMKM dan IKM, seperti kemudahan dan kecepatan perijinan, koordinasi nasional akses ke pasar global, alternatif pembiayaan, infrastruktur serta pembinaan manajemen yang profesional.
Sektor Perbankan Nasional juga diharapkan dapat membantu mengeluarkan aneka produk pinjaman mikro tanpa agunan dengan bunga pinjaman tidak memberatkan. UMKM dan IKM selama ini disinyalir malah lebih sehat dan tepat waktu dalam membayar pinjaman mereka dibanding para pengemplang atas nama konglomerasi besar.
UMKM dan IKM harus juga membekali diri mereka dengan peningkatan kualitas produk barang dan jasa serta komitmen ketepatan waktu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.
Perlu diingat sektor UMKM dan IKM dengan jumlah total mencapai 59 juta unit lebih sangat berperan dalam menyerap tenaga kerja yang mencapai 120 juta orang. Terlebih dimasa pandemi Covid 19 ini, UMKM dan IKM tersebut lincah beradaptasi mengubah produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Hal ini sangat membantu perekonomian masyarakat, di samping banyak pula UMKM dan IKM yang beguguran pada masa pandemi Covid-19.
“Karena itu mari kita perbaiki mindset inferioritas terhadap produk dalam negeri. Karena dengan menganggap produk kita berkualitas maka suatu waktu kita bisa memperkuat ekonomi sendiri dan pada gilirannya akan mensejahterakan masyarakat dan bangsa kita,” pungkasnya.