Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Adopsi Digital Dorong Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi & Kesetaraan bagi Perempuan Pelaku Usaha Mikro

Foto Berita Adopsi Digital Dorong Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi & Kesetaraan bagi Perempuan Pelaku Usaha Mikro
WE Entrepreneur, Jakarta -

Sektor ekonomi informal khususnya UMKM merupakan roda penggerak ekonomi bangsa. Data Badan Pusat Statistik tahun 2018 menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 97% dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan 64.5% darinya merupakan perempuan.

Hal ini menunjukan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun dikarenakan kurangnya akses terhadap informasi dan teknologi, maka mereka cenderung tertinggal dalam partisipasi serta perkembangan ekonomi nasional.

Deputi Menteri PPPA Bidang Kesetaraan Gender, Lenny N. Rosalin, SE, MSc, MFin dalam Seminar Nasional “Perempuan-Perempuan Perkasa di Tengah Pandemi” (29/06) memaparkan bahwa partisipasi perempuan dalam ekonomi masih tertinggal dibandingkan laki-laki.

Baca Juga: Pertagas dan Badak LNG Gandeng Shopee Dukung UMKM Naik Kelas

Sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemerintah mengeluarkan strategi pembangunan Pengarusutamaan Gender (PUG), yakni strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki.

Dalam strategi ini, beliau menyampaikan Pengarusutamaan RPJMN IV (2020 - 2024) dimana pemerintah berencana untuk meningkatkan peran dan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang pembangunan diantaranya melalui pembangunan berkelanjutan, modal sosial dan budaya serta transformasi digital. Oleh karena itu penting adanya kerjasama dari berbagai stakeholders untuk mencapai tujuan tersebut, tambahnya.

”Hambatan perempuan khususnya perempuan pelaku usaha mikro dalam partisipasi ekonomi dipengaruhi oleh banyak aspek. Diantaranya keterbatasan akses permodalan, kurangnya keterampilan, hambatan norma sosial serta kurangnya adopsi digital dalam kehidupan sehari-hari," tukas Aria Widyanto selaku Chief Risk and Sustainability Officer Amartha.

Untuk membantu mengatasi hambatan tersebut, Aria menambahkan, Amartha sebagai peer-to-peer lending mengedepankan pemberdayaan perempuan, tidak hanya memberikan akses permodalan tetapi juga pelatihan dan pendampingan yang rutin kepada mitra-mitra kami yang semuanya perempuan.

Amartha merupakan Fintech yang mengedepankan pemberdayaan perempuan di pedesaan dengan memberikan akses permodalan kepada segmen underserved melalui teknologi dengan misi untuk menciptakan kesejahteraan merata bagi Indonesia.

Selain penyaluran modal usaha, Amartha juga memberikan pendampingan serta edukasi literasi keuangan dan digital yang rutin di seluruh wilayah cakupan Amartha. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Sosial Amartha tahun 2019, Amartha telah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi mitra sebesar 94,3% dan 97,7% dari Mitra Amartha dapat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah bergabung menjadi mitra.

“Di era digital ini, perlu dipastikan bahwa literasi keuangan berjalan beriringan dengan literasi digital dan juga upaya intervensi untuk mendorong adopsi digital di kelompok masyarakat pedesaan dan perempuan. Sebab tanpa adanya intervensi, maka akan terjadi “Digital Divide” sebagai sebuah kesenjangan baru di era digital," tandas Aria.

Lebih lanjut, Aria menjelaskan solusi Amartha untuk memitigasi timbulnya kesenjangan ini adalah dengan adanya petugas lapangan atau Business Partner Amartha yang berfungsi sebagai edukator sekaligus pendamping para mitra untuk meningkatkan literasi keuangan dan digitalnya. Peran Business Partner dinilai sangat penting untuk transformasi digital di desa yang akan menciptakan akselerasi pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan bagi perempuan di pedesaan.

Di tahun 2021-2022, Amartha berkomitmen untuk memberdayakan satu juta perempuan pengusaha mikro untuk bertransformasi secara digital. Amartha telah mendapatkan rekognisi dan penghargaan baik dalam negeri maupun internasional dalam aspek pemberdayaan perempuan. Diantaranya adalah penghargaan Innovative Fintech in Financial Inclusion (2018) dari UN Capital Development Fund (UNCDF), Growth Stage Impact Ventures (GSIV) dari SDG Finance Geneva Summit (2019 ) dan Women’s Empowerment Principles Awards 2020 kategori Gender-Responsive Marketplace dari United Nations Women (UN Women).

Tag: PT Amartha Mikro Fintek, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Penulis: ***

Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Amartha