Bisnis kuliner menjadi bisnis dengan penurunan omzet terbanyak selama pandemi. Survei yang dilakukan Paper.id berkolaborasi dengan Smesco dan OK OCE menyebut terdapat tiga jenis usaha yang mengalami dampak paling besar adalah kuliner (43,09%), jasa (26,02%), dan fesyen (13,01%).
Meski mayoritas responden melakukan pemasaran secara online dan offline (63,40%). Hal ini tetap tidak dapat memperbaiki kegiatan usaha yang ada karena efek pandemi yang menyeluruh dan mengakibatkan menurunnya daya beli konsumen.
Namun, meski omzet menurun, CEO dan Co-Founder Paper.id, Jeremy Limman optimis pandemi ini memunculkan tren bisnis baru.
Baca Juga: Bakal Bentuk Holding dengan BRI & PNM, Pegadaian Kasih Bocoran Progresnya
"Tentu saja, pandemi ini memberikan dampak kepada ekosistem bisnis di dunia, tapi saya percaya pandemi akan mendorong kreativitas para pelaku usaha untuk membuat inovasi yang baru. Contohnya seperti krisis finansial di 2008 yang akhirnya memunculkan fintech. Karena itu, saya optimis sekali, pandemi ini akan melahirkan banyak tren bisnis baru, asalkan para pelaku usaha mau beradaptasi dengan keadaan dunia yang baru," katanya dalam siaran pers, Jumat (13/11/2020).
Dampak penurunan omzet diikuti oleh terhambatnya kegiatan operasional dan finansial usaha. Sebanyak 65% responden mengalami masalah pada kegiatan usaha, seperti usaha harus tutup sementara, kesulitan adaptasi WFH, serta 24% masalah operasional bersumber dari pelanggan seperti menurunnya daya beli konsumen.
Survei juga menunjukkan responden mengalami masalah finansial. 68% responden mengalami masalah keuangan internal, seperti kenaikan biaya operasional untuk protokol kesehatan (masker dan hand sanitizer), dan harus menggunakan modal kerja pribadi. Sementara itu, 26% responden mengaku kesulitan dalam mengajukan pinjaman ke bank.
Terkait tingkat optimisme pelaku usaha dalam menghadapi pandemi, data terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, dengan tingkat optimisme di bawah satu tahun sebanyak 67,32% dan di atas satu tahun dengan 32,68%.