Di tengah wabah Covid-19 yang masih terus melanda dunia, termasuk Indonesia, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membuktikan diri sebagai bisnis yang tahan banting, bahkan menjadi penyelamat ekonomi keluarga.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini para istri justu tampil sebagai penyelamat ekonomi keluarga dengan berbagai jenis usaha yang mereka lakukan di rumah. Teten mencontohkan, ada seorang dokter gigi yang tidak bisa praktik hingga kehilangan pendapatan tertolong oleh usaha bisnis donat yang sudah dimulai istrinya sebelum Covid-19 mewabah.
"Ketika Covid-19 bisnis istrinya yang berkembang, dan mereka jual lewat media sosial, itulah salah satu contoh bagaimana justru para perempuan sekarang yang mengambil alih," ujar Teten dalam Talkshow HUT ke-74 BNI dengan tema Satukan Energi untuk Indonesia di Era Newormal, Minggu (5/7/2020) lalu.
Baca Juga: Cara Mudah Aktivasi PIN Hasanah Card BNI Syariah
Saat ini, lanjut Teten, secara umum tren ekonomi justru bergerak ke arah ekonomi domestik di mana peran ibu rumah tangga para mompreneur makin dominan. Perkembangan teknologi digital saat ini memberikan kesempatan yang sama bagi para mompreneur untuk bisa bersaing di dunia usaha.
Dalam kesempatan tersebut, Teten juga mengucapkan terima kasih untuk BNI yang selama ini telah banyak membantu memberdayakan UMKM. Menurutnya, 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dan sebagian besar merupakan perempuan atau kaum ibu.
"Nah, komitmen BNI untuk terus membantu dalam pengembangan usaha UMKM ini saya kira sudah tepat dan mereka perlu dipermudah untuk mengakses pembiayaan BNI. Selanjutnya, BNI juga perlu mengembangkan program-program inkubasi untuk mengembangkan benih-benih entrepreneur yang tumbuh di masyarakat," katanya.
Sementara Tambok P Setyawati, Direktur Bisnis UMKM BNI, mengatakan, tahun ini pertumbuhan jumlah debitur UMKM BNI mencapai 32%. Pada 2015 jumlah debitur UMKM hanya 97 ribu dan mencapai 280.000 debitur pada Juni 2020.
"Yang menarik bahwa komposisi antara debitur entrepreneur UMKM perempuan dan laki-laki di BNI yang terus berkembang, dari sebelumnya hanya 20%, kini sudah mencapai 50%," ungkap Tambok.
Menurutnya, peran perempuan di dunia usaha khususnya UMKM terus meningkat. Meski di tengah pandemi Covid -19, para ibu terus melakukan aktivitas usahanya dari rumah sambil menjaga anak dan menjaga kesehatan untuk membantu serta menopang kebutuhan keluarga.
Tambok menuturkan, BNI berkomitmen membangun UMKM yang kokoh bersama pemerintah dengan tidak hanya membiayai UMKM, tapi juga melakukan pendampingan.
"Pembiayaannya ini benar-benar bertahap sesuai dengan perkembangan nasabah. Jadi kalau nasabah pemula yang masih usahanya belum feasible, kami bisa lakukan pembiayaan yang benar-benar ringan melalui Program CSR," cetusnya.
Saat ini ada sekitar 62 juta unit UMKM yang mempekerjakan sekitar 116.000.000 orang. Artinya, lebih dari 80% peran tenaga kerja Indonesia ada di sektor UMKM. Selama Covid-19 antara Maret–Mei, BNI fokus membantu debitur dengan memberikan keringanan pembayaran bunga agar mereka mampu bertahan.
Pada kesempatan sama, musisi yang juga seorang pengusaha kecantikan, Maia Estianty mengaku pernah merasakan pahit getir merintis bisnis online. Menurutnya, skema kredit berbunga ringan bagi UMKM seperti yang ditawarkan BNI merupakan program yang dinanti oleh pelaku usaha.
"Terima kasih kepada BNI karena berkat bantuan EDC (electronic data capture), bisnis saya bisa berkembang pesat," ungkapnya.
Menurutnya, bisnis online adalah bisnis yang sangat baru dan menjanjikan apalagi dengan jumlah follower-nya yang mencapai jutaan. Wanita yang akrab disapa Bunda Maia ini menuturkan, di masa pandemi ini bisnis skincare yang ia mulai sejak 2015 omzetnya tidak terdampak. "Yang berpengaruh adalah pegawai yang masuk ke rumah jadi shifting, hanya boleh satu orang masuk rumah," katanya.
Dari sisi keuntungan, Bunda Maia mengaku bahwa bisnis online melalui media sosial sangat menguntungkan, bahkan bisa menopang biaya hidupnya dan anak-anak. Karena itu dia menyarankan agar mengikuti jejaknya.
"Saya memberikan masukan kepada anak-anak, lain kali kau sebagai musisi, jangan cuma jadi musisi saja, ya kalau bisa juga berbisnis apalagi kalian punya media sosial yang platform yang begitu besar. Sayang kalau dibiarin begitu saja, tapi sayang kalau punya marketing besar tapi tidak diapa-apain," tuturnya.