Pandemi Covid-19 atau virus Corona di Indonesia tak cuma menyebabkan krisis kesehatan. Lebih dari itu, virus asal Wuhan, China ini juga memukul hampir semua sektor industri, tak terkecuali industri ekonomi kreatif (ekraf). Padahal sektor ini menjadi salah satu andalan pemerintah dalam menggenjot ekonomi, mengingat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kian menanjak.
Berdasarkan data yang dihimpun OPUS Ekonomi Kreatif 2019, sektor ekraf berkontribusi sebesar Rp1.105 triliun terhadap PDB nasional. Angka ini naik dari 2017 sebesar Rp1.009 triliun, dan 2016 senilai Rp922 triliun.
Badan Ekonomi Kreatif pernah menyatakan, sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB tumbuh Rp100 triliun setiap tahun. Sehingga, kontribusi ekonomi kreatif pada 2020 diperkirakan sekitar Rp1.300 triliun. Selain berkontribusi tinggi, sektor ekraf pada tahun lalu membantu meningkatkan angka serapan kerja sebanyak 17 juta orang selama satu tahun.
Baca Juga: 2 Komoditas Ini Penyumbang Inflasi Terbesar April
Adapun nilai ekonomi tersebut disumbang dari 17 subsektor ekonomi kreatif, di antaranya arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual (DKV), desain produk, fesyen, film animasi video, fotografi, kerajinan (kriya), kuliner, musik, aplikasi, pengembangan permainan, penerbitan, periklanan, TV dan radio, seni pertunjukkan, dan seni rupa.
Namun, Covid-19 yang menyebar di Indonesia cepat ini membuat perkembangan ekraf tersungkur. Para pelaku ekraf pun layaknya mati suri. Umar Fawzy Sungkar, pelaku ekraf di bidang fotografi mengakui, pandemi Covid-19 telah membuat dirinya kehilangan puluhan juta dari sejumlah event yang dibatalkan.
Asal tahu saja, dalam menghadapi pandemi Covid-19 pemerintah memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alhasil segala kegiatan kantor, sekolah, dan ibadah dilakukan di rumah. Berbagai acara atau event yang mengumpulkan banyak orang juga dilarang selama PSBB.
"Sebelum pandemi Covid-19, pendapatan (bersih) rata-rata per bulan sekitar Rp15 juta. Saat Covid-19, pendapatan menurun 99%. Bisa dibilang tidak ada sama sekali pendapatan dari bisnis fotografi karena event-event perusahaan dan pernikahan semua dibatalkan," ujar Umar, owner Umarez and Co Photography saat dihubungi di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Meski demikian, pria yang menggeluti bisnis fotografi sejak 2007 ini tak mau patah arang. Menurutnya, saat kondisi seperti ini, pelaku ekraf tidak boleh kehilangan kreatifnya. Untuk itu, ia membuka peruntungan lain, yakni dengan berjualan alat kesehatan. Tetapi, Umar menegaskan bahwa dirinya tetap membuka bisnis fotografi selama Covid-19, namun dengan lebih kreatif lagi.
"Kita harus mencoba lebih kreatif menyesuaikan dengan keadaan, salah satunya dengan melakukan virtual photoshoot, inhouse product photography, mix media, dan mencoba berjualan desain dan foto di fiverr.com," ungkapnya.
Lebih jauh, lanjut Umar, kita harus tetap ikhtiar dan berjuang dalam kondisi saat ini. Ia tetap bersyukur karena pandemi Covid-19 telah mengasah kreativitasnya dalam mencari ide dan peluang baru di bisnis fotografi.
Baca Juga: Jangan Menyerah! Ikuti 5 Strategi Ini Agar Bisnis Bertahan Selama Covid-19
"Kita memang wajib untuk tetap optimis, walaupun recovery bisnis mungkin memerlukan waktu lebih untuk kembali normal. Apalagi peluang bisnis di ekonomi kreatif, khususnya fotografi, masih sangat besar," tuturnya.
Sebagai informasi, virtual photoshoot adalah melakukan kegiatan foto melalui video call sehingga bisa dikendalikan dari rumah. Sementara inhouse product photograph dapat dilakukan dengan cara meminta klien mengirimkan produk yang akan difoto ke rumah, sehingga fotografer dapat melakukan photoshoot di rumahnya.
fiverr.com adalah salah satu situs jual beli beragam bisnis kreatif, mulai dari foto, editing, video, musik, dan lain-lain. Kemudian mix media adalah sebuah karya seni yang menggabungkan berbagai media dan material menjadi satu. Dalam sebuah karya mixed media dibutuhkan kreativitas menggunakan berbagai media seperti kanvas, kertas, manik-manik, rajutan, metal, sampai benda-benda di sekitar.