Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata, membeberkan problem utama lembaga yang dinakhodainya selama ini, yaitu pemborosan anggaran.

Ia menjelaskan lebih detail bahwa dua pertiga atau 60% dari anggaran murni sebesar Rp20 miliar ternyata hanya terserap untuk bayar gaji dan biaya sarana-prasarana. Bukan untuk kebutuhan prioritas koperasi dan UKM.

Baca Juga: Menkop Sebut Wabah Corona Sebuah Opportunity bagi UMKM

"Jadi, dua pertiga bujetnya sudah habis. Saya cut semua bujetnya. Saya minta berhemat. Ini luar biasa pemborosan (anggaran) internal. Dua tahun terakhir bahkan rapornya merah. Saya mau tahun ini rapornya lebih. Ini tantangan luar biasa," paparnya kepada wartawan di Kemenkop-UKM, Jumat (13/3/2020).

Lantaran anggaran dari APBN sendiri mulai menipis, Leonard berencana untuk menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan produk-produk UMKM melalui Sparc, yakni program revitalisasi Gedung Smesco secara komprehensif. Gedung akan dilengkapi dengan bengkel penelitian produk, business lounge, juga food court.

"Kalau berharap dari dana APBN murni jelas tidak cukup," tegasnya.