Salah satu risiko yang dihadapi oleh pebisnis kuliner adalah penjualan yang terus terjun alias omzet turun. Pertanyaan agar omzet tidak terus mengalami penurunan menjadi hal yang kerap ditanyakan oleh pebisnis kuliner.
Untuk mengatasi kendala itu, Foodizz Channel membagikan 20 penyebab omzet penjualan terus menurun. Dengan memahami penyebab penurunan omzet, pebisnis kuliner dapat menyiapkan langkah antisipasi guna menghindari risiko penurunan omzet.
Berikut adalah ke-20 penyebab omzet penjualan terus menurun. Simak detailnya.
Baca Juga: Pebisnis Kuliner Simak! Merek Tak Hanya Sekadar Nama, Begini Signifikansinya!
1. Rasa bosan konsumen
Bila kita hanya menjual produk yang itu-itu saja tanpa melakukan inovasi, besar kemungkinan konsumen akan merasa bosan. Terlebih, bila banyak pesaing yang menjual produk serupa.
Oleh karena itu, penting bagi pebisnis untuk terus melakukan inovasi produk.
2. Kecewa terhadap layanan
Apabila layanan bisnis kita tidak dijalankan dengan baik, konsumen dapat merasa kecewa dan enggan untuk kembali mengonsumsi produk bisnis kita. Belum lagi bila konsumen membagikan pengalaman negatifnya di media sosial. Makanya, kita perlu memastikan agar bisnis kita memberikan layanan yang baik kepada konsumen.
3. Konsumen menemukan pilihan yang lebih baik
Konsumen memiliki wewenang untuk memilih produk yang mereka konsumsi. Bila produk kita tidak memiliki keunikan yang berbeda dari kompetitor, ada kemungkinan konsumen akan meninggalkan brand kita.
Untuk itu, kita perlu mengisi keunikan brand kita dengan alasan yang kuat. Singkatnya, kita perlu memperhatikan positioning dan diferensiasi.
4. Brand sudah tidak relevan
Salah satu faktor yang membuat konsumen meninggalkan bisnis kita adalah brand sudah tidak relevan dengan tren terkini. Jadi, penting untuk terus mengedepankan relevansi dengan target market agar bisnis bisa berkelanjutan.
5. Segmen konsumen bergeser
Konsumen lama bisa saja bergeser atau bahkan menghilang karena adanya perubahan hidup. Sebagai pebisnis, kita tidak boleh menggunakan asumsi bahwa konsumen akan selalu sama dan loyal. Sebaliknya, kita harus menerapkan pikiran bahwa konsumen terus berubah.
6. Gagal mengembangkan target pasar baru
Salah satu kesalahan pebisnis ini adalah terlena dengan target pasar yang sudah ada. Padahal, kita perlu mengembangkan target pasar baru karena konsumen terus bergerak.
7. Pesaing memberikan 'nilai' lebih
Bisnis kita akan mengalami penurunan omzet bila pesaing mampu memberikan nilai yang lebih daripada brand kita. Makanya, kita perlu memberikan lebih banyak value untuk menarik minat konsumen.
8. Konsep dan desain pesaing lebih kekinian
Konsep dan desain yang kekinian menjadi salah satu daya tarik suatu bisnis. Bila pesaing memiliki konsep dan desain yang lebih kekinian daripada bisnis kita, ada kemungkinan konsumen akan meninggalkan bisnis kita.
9. Pesaing sangat agresif dengan modal besar
Bila pesaing memiliki modal yang lebih besar, bisa jadi mereka melakukan strategi yang agresif. Kondisi ini berpotensi membuat bisnis kita kalah saing. Untuk mengantisipasi ini, hal yang perlu diingat oleh pebisnis kuliner adalah jangan mengarahkan persaingan di perang harga. Lebih baik kita mengarahkan persaingan di brad, seperti menciptakan value yang dapat menarik loyalitas konsumen.
10. Pesaing lebih inovatif
Inovasi pesaing yang masif juga dapat meredam bisnis kita. Maka dari itu, kita pun perlu terus berinovasi agar tidak kalah dengan persaingan kompetitor.
11. Manajemen arus kas yang buruk
Manajemen arus kas atau cash flow sangat penting untuk suatu bisnis. Sebab, cash flow dapat 'mengamankan' keuangan bisnis kita. Bila manajemen arus kas buruk, besar kemungkinan bisnis kita berada dalam posisi berbahaya.
12. Suplai bahan baku tidak sabil
Sebagai pebisnis kuliner, kita perlu memastikan suplai bahan baku bisnis kita. Dengan begitu, kita tidak akan menghadapi kendala kekurangan bahan baku sehingga omzet kita tidak menurun.
13. Kualitas SDM yang buruk
Salah satu hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah kualitas SDM di bisnis kita. Pasalnya, SDM kita akan menjadi pihak yang melayani konsumen. Untuk itu, penting bagi kita menjaga kualitas SDM yang baik.
14. SOP produk tidak konsisten
Kita harus mempunyai standardisasi SOP yang konsisten agar tidak menemui masalah di lapangan, baik itu terkait pengelolaan produk, standardisasi layanan, hingga standardisasi bahan baku.
15. Konflik di level manajemen
Bila ada disharmoni dan konflik di dalam manajemen suatu bisnis, pengaturan perusahaan akan menjadi kacau. Sebaiknya, kita berusaha sebisa mungkin untuk menghindari adanya konflik di dalam manajemen bisnis kita.
16. Kenaikan harga bahan baku
Untuk faktor eksternal, kenaikan bahan baku dapat membuat omzet kita menurun. Karena biaya yang dikeluarkan untuk produksi akan membesar. Sementara kita perlu berhati-hati dalam menentukan harga jual pasar.
17. Regulasi pemerintah dan lingkungan sosial setempat
Regulasi seperti pembatasan sosial pada masa pandemi Covid-19 juga dapat membuat omzet kita menurun drastis. Selain itu, urusan dengan organisasi masyarakat di sekitar bisnis kita juga dapat berdampak pada jalannya bisnis. Kita perlu mengantisipasi kedua kondisi ini agar bisnis kita dapat bertahan.
18. Terkendala masalah legalitas
Kita harus memastikan legalitas pada seluruh aspek bisnis kita guna menghindari masalah di kemudian hari. Khususnya, terkait HKI brand dan legalitas lain yang perlu ditangani.
19. Kondisi ekonomi secara umum
Kondisi ekonomi juga menentukan nasib bisnis kita. Bila ekonomi dalam kondisi buruk, dapat berdampak pada kemampuan daya beli konsumen serta operasional bisnis kita.
Kunci penting untuk mengantisipasi risiko ini adalah dengan manajemen arus kas yang baik.
20. Force major dan situasi tak terduga
Berbagai situasi tak terduga, khususnya yang tak bisa dihindari, dapat berdampak pada omzet bisnis. Misalnya, pandemi Covid-19, banjir, perang, dan sebagainya.
Untuk itu, kita perlu membekali diri dengan inovasi, ilmu, dan ketangkasan agar dapat beradaptasi dengan situasi-situasi tak terduga.