Mantan istri Jeff Bezos yang juga miliarder filantropis MacKenzie Scott mengungkap dalam Medium telah menyumbangkan hampir USD2 miliar (Rp31,2 triliun) kepada lebih dari 300 organisasi dalam tujuh bulan terakhir.
Sebelumnya, Jeff Bezos juga baru saja menjanjikan bahwa dia akan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya selama hidupnya.
Sejak perceraiannya dengan Bezos pada 2019, Forbes memperkirakan Scott telah memberikan USD14,4 miliar (Rp224 triliun) kepada lebih dari 1.500 organisasi. Donasi terakhirnya berjumlah USD1.990.800.000.
Baca Juga: Mantan Istri Jeff Bezos, MacKenzie Scott: Saya Akan Terus Berdonasi Sampai Brankas Kosong
Melansir CNN Business di Jakarta, Rabu (16/11/22) Scott membuat pengumuman pada hari Bezos dan Lauren Sanchez mengatakan kepada CNN bahwa dia berencana untuk memberikan sebagian besar kekayaan bersihnya senilai USD124 miliar (Rp1.953 triliun( selama hidupnya.
Meskipun Bezos tidak merinci sumbangannya, dia mengatakan akan mencurahkan sebagian besar kekayaannya untuk memerangi perubahan iklim dan menyatukan umat manusia.
Bezos sejak dulu telah dikritik karena tidak menandatangani Giving Pledge, sebuah komitmen bagi orang terkaya di dunia untuk mendedikasikan sebagian besar kekayaan mereka untuk amal.
Basis data sumbangan Scott akan diposting "segera". Meski demikian, berdasarkan postingan di Medium memang mencantumkan organisasi amal yang menerima bantuan, mulai dari sumber daya imigran hingga distrik sekolah.
Meskipun jumlah donasi spesifik tidak dipublikasikan, beberapa organisasi telah mengumumkan berapa banyak yang telah mereka terima dari Scott. Bulan lalu, Girl Scouts of the USA mengatakan menerima sumbangan individu terbesar yang pernah ada dari Scott, dengan total USD84,5 juta.
Scott telah memberikan USD436 juta kepada Habitat for Humanity International dan afiliasinya pada bulan Maret untuk mempromosikan kepemilikan rumah di komunitas kulit hitam dan minoritas.
Scott mencatat banyak dari 343 organisasi yang dia sumbangkan adalah dana, yang berarti mereka mengumpulkan donasi dan menyebarkannya ke berbagai kelompok organisasi kecil yang bekerja untuk tujuan bersama.
Scott telah dipuji karena menantang filantropi "besar" dan fokus pada LGBTQ serta organisasi yang berfokus pada minoritas. Namun, Scott juga dikritik karena pemberikan dana hibah yang besar dapat menyebabkan penyalahgunaan dana. Sementara itu, yang lain telah meminta transparansi untuk metode pemilihannya.
Tetapi dari 277 organisasi nirlaba yang disurvei, lebih dari setengah responden mengatakan hibah mereka dari Scott telah membuat penggalangan dana lebih mudah, beberapa organisasi mengatakan mereka dapat menggunakannya sebagai pengungkit dengan donor lain.
Selain itu, dana hibah yang besar memungkinkan organisasi untuk memfokuskan dana di mana mereka paling dibutuhkan untuk mencapai misi mereka.
Para pemimpin nirlaba yang telah menerima hibah dari Scott mengatakan bahwa dana tersebut sangat transformasional untuk organisasi mereka.
“Jumlah uang itu bahkan tidak terasa nyata, yang terasa lebih nyata adalah kebanggaan dan validasi bahwa pekerjaan yang saya lakukan penting, dan seseorang telah memperhatikannya,” kata seorang pemimpin nirlaba yang tidak disebutkan dalam laporan tersebut.
Delapan puluh delapan persen responden mengatakan itu adalah hibah tak terbatas terbesar yang pernah mereka terima.
