Perjalanan Changpeng Zhao untuk membesarkan perusahaan pertukaran kripto miliknya, Binance jauh dari mulus. Perusahaan telah terlibat dalam beberapa kontroversi.
Belum lama ini, sekitar USD570 juta (Rp8,8 triliun) cryptocurrency yang diperdagangkan di Binance dicuri dalam peretasan blockchain. Zhao mengatakan kepada CNBC bahwa tidak ada pengguna yang kehilangan uang dalam serangan itu. Ia juga mengatakan kode perangkat lunak tidak pernah bebas bug. Peretasan Binance adalah salah satu peretasan cryptocurrency terbesar sepanjang masa.
Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (26/10/22) Binance mengatakan dalam sebuah posting blog jika terjadi peretasan di masa mendatang, validatornya akan memutuskan apakah dana yang diretas akan dibekukan.
Baca Juga: Bos Binance Bagikan Kiat-kiat untuk Bertahan di Tengah Musim Dingin Kripto
Keputusan akan dibuat melalui serangkaian suara tata kelola on-chain, sistem yang mengelola dan mengimplementasikan perubahan pada blockchain. Binance menambahkan bahwa mereka juga akan mempertimbangkan untuk menerapkan "sistem hadiah bug", sehingga pengguna diberi insentif untuk melaporkan bug.
Selain itu, Binance juga dikritik karena hubungannya dengan China. Binance hanya menghapus pasangan perdagangan berbasis yuan China di bursa pada tahun 2021, dan melayani pelanggan di China selama beberapa tahun. Otoritas China melarang semua transaksi terkait kripto pada September 2021.
Zhao menanggapi tuduhan ini dengan memberikan klarifikasi bahwa Binance tidak pernah didirikan di China dan mengatakan perusahaannya tidak beroperasi seperti perusahaan China secara budaya. Dia menambahkan bahwa dia adalah warga negara Kanada.
Binance juga mengumpulkan kontroversi karena memungkinkan pengguna yang berbasis di Iran untuk memperdagangkan cryptocurrency di bursa meskipun ada sanksi yang diberlakukan AS. Binance memberi tahu pedagang di Iran untuk melikuidasi akun mereka pada November 2018, tetapi tujuh pedagang melanjutkan hingga September 2021 untuk menggunakan akun bahkan setelah larangan.
Zhao saat ini berbasis di Dubai, sebelumnya ia tinggal di Singapura. Zhao pindah ke Dubai pada akhir 2021, menyewa kantor untuk menjalankan "fase baru" Binance. Zhao juga memiliki apartemen dan minivan di kota. Sebelumnya, Zhao tinggal di Singapura dari 2019 hingga 2021.