Jejak jet pribadi pendiri Meta Facebook, Mark Zuckerberg kedapatan mengudara 28 kali hanya dalam dua bulan. Tercatat jet pribadi Zuckerberg telah mengeluarkan 15 kali lebih banyak karbon daripada rata-rata produksi Amerika dalam setahun.
Dalam 28 perjalanan antara 20 Agustus dan 15 Oktober, pesawat Zuckerberg melepaskan lebih dari 253 ton karbon, menurut data yang dikumpulkan oleh Fox News.
Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Selasa (25/10/22) sebagai perbandingan, rata-rata orang Amerika memiliki jejak karbon tahunan sebesar 16 ton, menurut lembaga nirlaba lingkungan The Nature Conservancy.
Jet Gulfstream G650 yang dijual seharga USD65 juta (Rp1 triliun) membakar lebih dari USD150.000 (Rp2,3 miliar) bahan bakar jet dalam berbagai perjalanannya di seluruh Amerika Serikat selama periode dua bulan.
Sementara beberapa perjalanan lintas negara yang lain jauh lebih pendek, seperti tiga menit yakni perjalanan 18 mil antara dua landasan udara Arizona pada 15 Oktober.
Data tersebut dikumpulkan menggunakan perangkat lunak pelacakan penerbangan ADS-B Exchange oleh Jack Sweeney, yang menjalankan sejumlah akun Twitter yang didedikasikan untuk melacak pergerakan jet pribadi miliarder.
Sweeney sebelumnya menolak tawaran USD5.000 (Rp78 juta) dari Elon Musk untuk berhenti melacak jet pribadinya.
Ketika Sweeney pertama kali meluncurkan akun ZuccJet, dia mengatakan kepada Bloomberg: "Saya merasa menarik bahwa dia melacak kami di Facebook, jadi menyenangkan bahwa anak ini melacaknya kembali."
Meta sebelumnya menjelaskan bahwa program keamanan miliarder itu mengharuskannya menggunakan pesawat pribadi untuk bepergian. The Financial Times melaporkan bahwa perusahaan menghabiskan USD1,6 juta (Rp24,9 miliar) untuk penerbangan Zuckerberg pada tahun 2021.
Padahal, tahun lalu, Facebook meningkatkan upaya untuk memerangi misinformasi perubahan iklim dengan Pusat Informasi Ilmu Iklim.
"Perubahan iklim adalah salah satu masalah paling mendesak yang berdampak pada dunia kita saat ini, dan Meta berkomitmen untuk membantu mengatasi tantangan global ini," kata perusahaan itu.
Zuckerberg juga berpendapat bahwa metaverse akan menjadi cara untuk mengurangi emisi karbon, dengan menggambarkannya sebagai lebih baik bagi masyarakat dan planet, dalam sebuah wawancara dengan The Information. Pada bulan Februari, organisasi filantropisnya, Chan Zuckerberg Initiative, menginvestasikan USD44 juta (Rp686 miliar) untuk teknologi iklim.
Melacak orang kaya dan terkenal serta pergerakan jet pribadi mereka telah menjadi fenomena di media sosial. Bernard Arnault, orang terkaya kedua di dunia mengatakan pekan lalu bahwa dia telah menjual jet pribadinya setelah orang-orang mulai melacaknya secara online. Musisi Taylor Swift juga menuai kritik karena sering bepergian dengan jet pribadi.