Tesla pada panggilan pendapatan membukukan rekor pendapatan kuartal ketiga, meski masih meleset dari perkiraan Wall Street. Ini karena pembuat mobil listrik yang dipimpin oleh miliarder Elon Musk mengirimkan lebih sedikit kendaraan dari yang diharapkan. Sementara itu, pengeluaran untuk pabrik baru dan produksi baterai menekan margin.
CEO Tesla, Elon Musk mengatakan kepada analis ada permintaan yang sangat baik untuk kuartal keempat. Namun, ada kekhawatiran investor bahwa pembeli dapat berkecil hati oleh ekonomi global yang lemah dan harga tinggi untuk kendaraan Tesla.
Ditambah lagi, para eksekutif mengatakan beberapa masalah pengiriman akan tetap ada dengan pengiriman kuartal keempat melacak pertumbuhan di bawah 50% sementara produksi mencapai pertumbuhan 50%. Setelah itu, saham Tesla turun 3,7% dalam perdagangan setelah pasar.
Melansir New York Post di Jakarta, Jumat (21/10/22) Tesla tumbuh berkembang pesat meskipun ada kegelisahan ekonomi global. Margin kotor otomotif kuartal ketiga perusahaan adalah 27,9%, meleset dari perkiraan analis dan turun dari 30,5% tahun sebelumnya.
Pendapatan Tesla untuk kuartal ketiga adalah USD21,45 miliar (Rp335 triliun), meski mencapai rekor tetapi masih jauh dari perkiraan analis sebesar USD21,96 miliar, menurut data IBES dari Refinitiv.
Perusahaan mengatakan memiliki dampak valuta asing negatif sebesar USD250 juta (Rp3.906 triliun) pada pendapatannya, karena dolar AS menguat terhadap mata uang utama.
Musk juga mengatakan keinginannya untuk melakukan pembelian kembali saham dalam kisaran USD5 miliar hingga USD10 miliar, namun ia masih menunggu tinjauan dan persetujuan dewan.
Musk mengatakan bahwa dia melihat Tesla bisa bernilai lebih dari gabungan dua perusahaan raksasa, Apple dan Saudi Aramco.
Awal bulan ini, Tesla mengatakan telah mengirimkan 35% lebih banyak kendaraan pada periode Juli-September dibandingkan kuartal sebelumnya, tetapi jumlahnya jauh dari produksi kendaraan dan perkiraan analis.