Miliarder Bill Ackman bergabung dengan sesama miliarder Elon Musk dalam menyerukan Ukraina untuk menyerahkan Krimea ke Rusia sebagai bagian dari paket perdamaian yang akan memuaskan Moskow dan mengakhiri invasi selama berbulan-bulan.
CEO Pershing Square ini turun ke Twitter dan memberikan pandangannya tentang cara terbaik untuk menyelesaikan kerusuhan di Eropa Timur.
“Saya percaya bahwa pemerasan nuklir tidak boleh dibiarkan berhasil,” cuit Ackman menyinggung ancaman oleh Kremlin untuk menggunakan senjata non-konvensional untuk mengamankan keuntungannya di Ukraina.
Baca Juga: Miliarder Mark Cuban Ingin Diingat Sebagai Pencipta Obat Murah di AS
Melansir New York Post di Jakarta, Rabu (19/10/22) Ackman mengatakan bahwa dia setuju dengan saran kapitalis ventura David Sacks bahwa AS menawarkan gencatan senjata yang mewakili wilayah yang dibagi antara Rusia dan Ukraina pada malam invasi Rusia.
Sacks juga mengajukan rencana di mana Barat akan menjamin bahwa Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO.
“Crimea adalah bagian dari Rusia hingga tahun 1954 dan sebagian besar terdiri dari etnis Rusia, yang tampaknya menjadi alasan mengapa dunia tidak berbuat banyak ketika Rusia mencaploknya kembali pada tahun 2014,” cuit Ackman, yang kekayaan bersihnya telah dipatok oleh Forbes sebesar USD3,2 miliar (Rp49,5 triliun).
“Jika kita kembali ke status quo ex ante 24/2, Rusia tidak dihargai atas agresinya dan Ukraina dapat segera mulai membangun kembali dengan dukungan dari Barat.”
Ackman melanjutkan: “Ribuan nyawa akan diselamatkan dan sumber daya dapat diinvestasikan untuk membangun kembali Ukraina daripada dalam perang yang hanya akan menyebabkan lebih banyak kehancuran dan kematian.
Ackman menuturkan bahwa Ukraina telah membuktikan dapat mempertahankan diri tanpa keanggotaan NATO.”
“Jika ada jalan menuju perdamaian yang layak, kita harus mengejarnya,” cuit Ackman. “Setiap hari konflik berlanjut, risiko bagi dunia meningkat.”
Awal bulan ini, Presiden Biden memperingatkan ancaman nuklir "Armageddon" sementara pejabat Kremlin pada hari Selasa mengatakan bahwa empat wilayah Ukraina yang dicaplok Moskow berada di bawah payung nuklir Rusia.