Bisnis utama Meta, Facebook dan Instagram hingga kini masih menghadapi tantangan besar. Mark Zuckerberg sendiri harus menyaksikan pengguna meninggalkan Facebook. Reels, yang menjadi kloningan TikTok yang dibuat Meta telah berjuang untuk menghasilkan uang dari iklan di tengah keterlibatan yang buruk. Pembaruan privasi terbaru Apple juga mempersulit Meta untuk menargetkan iklan ke pengguna iPhone. Sahamnya turun 60% sepanjang tahun ini.
Sementara itu, melansir CNBC International di Jakarta, Rabu (19/10/22) Meta merugi setidaknya USD10 miliar (Rp154 triliun) per tahun karena mencoba memaksa metaverse untuk tetap ada karena Zuckerberg sendiri telah memperingatkan akan berkurangnya minat terhadap konsep tersebut.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Akui Kecewa dengan Headset VR Buatannya Sendiri
Meski mungkin saja metaverse Zuckerberg akan terbukti tepat pada akhir dekade atau sekitar tahun 2030-an. Tapi ini tahun 2022, dan perusahaan memiliki banyak masalah kontemporer untuk dikelola sebelum itu.
Dalam sebuah catatan kepada investor Meta, analis Needham memuji ambisi berisiko Zuckerberg untuk metaverse, tetapi juga mencatat pentingnya menilai di mana bisnis saat ini.
"Tugas kami adalah membuat panggilan saham," kata analis Needham. "Kami mengagumi komitmen Mark Zuckerberg terhadap sebuah visi dalam menghadapi peluang yang luar biasa. Meta bersedia membuat taruhan besar yang dapat mengubah dunia untuk 2 miliar konsumen, atau membuat kegagalan besar.”
