CEO Meta Mark Zuckerberg rupanya termasuk ke dalam orang-orang yang kecewa dengan headset virtual reality baru senilai USD1.500 (Rp23,2 juta) dari Meta. Pakar teknologi hingga kritikus sendiri telah mengungkap kekecewaannya.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan dengan The Verge, Zuckerberg mengatakan VR, teknologi yang dia pertaruhkan untuk seluruh perusahaan senilai USD340 miliar (Rp5.263 triliun) setahun yang lalu, memasuki palung kekecewaan. Ini adalah istilah yang digunakan orang-orang di industri teknologi ketika kegembiraan seputar teknologi baru berkurang secara drastis.
Melansir CNBC International di Jakarta, Rabu (19/10/22) meski demikian, pada saat yang sama, Zuckerberg menegaskan kembali keyakinannya bahwa metaverse akan menjadi iterasi komputasi berikutnya setelah smartphone, meski akan memakan waktu lama.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Harus Lapang Dada, Pengguna Aktif di Dunia Metaverse Buatannya Tak Penuhi Target
Secara khusus, dia mengatakan kepada The Verge tidak akan sampai akhir dekade ketika gadget metaverse seperti Quest Pro akan sepenuhnya matang.
Tapi Meta tidak menjual headset akhir dekade ini. Mereka menjualnya sekarang, dan mengharapkan teknolog dan pengembang perangkat lunak menemukan alasan kuat untuk membelinya.
Itu adalah takeaway terbesar dari acara Meta hari Selasa, bukan perangkat keras dan bagaimana alat itu bekerja, tetapi justru akibat kurangnya perangkat lunak yang menarik dan membuat pengguna seharusnya merasa perlu membelinya. Jika ini seharusnya menjadi momen yang Meta inginkan, sayangnya telah gagal tersampaikan.