CEO Tesla Elon Musk bantah klaim bahwa dia berbicara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa pekan terakhir tentang perang di Ukraina dan rencana perdamaian yang ia usulkan untuk mengakhiri konflik.
Ilmuwan politik Amerika Ian Bremmer yang juga presiden perusahaan konsultan politik Eurasia Group mengklaim Musk mengatakan kepadanya secara langsung tentang percakapannya dengan Putin bulan lalu.
Namun, dalam sebuah tweet, Musk mengatakan dia tidak berbicara dengan Putin selama lebih dari setahun. "Saya telah berbicara dengan Putin hanya sekali dan itu sekitar 18 bulan yang lalu," tweet Musk. “Materinya adalah luar angkasa.”
Baca Juga: Elon Musk Banjir Pujian dari CEO JPMorgan: Dia Sangat Cerdas
Melansir CNN Business di Jakarta, Rabu (12/10/22) Bremmer awalnya menolak berkomentar lebih lanjut tentang percakapannya dengan Musk, tetapi kemudian mengulangi klaimnya di Twitter.
“Elon Musk mengatakan kepada saya bahwa dia telah berbicara dengan Putin dan Kremlin secara langsung tentang Ukraina. Dia juga memberi tahu saya apa garis merah Kremlin itu,” tulis Bremmer.
Musk kemudian memberi tanggapan bahwa tidak ada yang harus mempercayai Bremmer.
Untuk diketahui, Eurasia Group adalah firma riset dan konsultan risiko politik yang melaporkan ekonomi negara berkembang dan maju. Bremmer juga terlibat dengan organisasi internasional termasuk Forum Ekonomi Dunia.
Beberapa waktu lalu, Musk membuat cuitan tentang rencana perdamaian Ukraina-Rusia yang berisikan bahwa Kyiv berkomitmen pada netralitas militer, mengakui bahwa Krimea secara resmi adalah bagian dari Rusia, dan memastikan pasokan air yang berkelanjutan ke semenanjung yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014.
“Perdamaian Ukraina-Rusia: Ulangi pemilihan wilayah yang dianeksasi di bawah pengawasan PBB. Rusia pergi jika itu kehendak rakyat. Krimea secara resmi menjadi bagian dari Rusia, seperti yang telah terjadi sejak 1783 (sampai kesalahan Khrushchev). Pasokan air ke Krimea terjamin. Ukraina tetap netral," cuit Musk.
“Ini sangat mungkin menjadi hasil pada akhirnya – hanya pertanyaan tentang berapa banyak yang mati sebelum itu,” tambahnya. “Juga perlu dicatat bahwa kemungkinan, meskipun tidak mungkin, hasil dari konflik ini adalah perang nuklir.”
Tweet Musk disambut oleh Kremlin, tetapi memicu kemarahan di antara pejabat pemerintah Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelensky yang membuat Musk secara tidak langsung menyatakan dukungan untuk Rusia.
“F— off adalah balasan saya yang sangat diplomatis untuk Anda,” tulis Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrij Melnyk dalam menanggapi utas Twitter Musk.