CEO JPMorgan, Jamie Dimon memperingatkan bahwa campuran hambatan yang "sangat-sangat serius" kemungkinan akan membawa AS dan ekonomi global ke dalam resesi pada pertengahan tahun depan.
Kepala eksekutif bank terbesar di AS ini mengatakan ekonomi AS masih lebih baik jika dibandingkan dengan krisis keuangan global 2008.
"Tetapi Anda tidak dapat berbicara tentang ekonomi tanpa membicarakan hal-hal di masa depan - dan ini adalah hal yang serius," kata Dimon mengutip CNBC International di Jakarta, Selasa (11/10/22).
Di antara indikator yang membunyikan bel alarm, Dimon mengutip dampak inflasi yang tidak terkendali, suku bunga naik lebih dari yang diharapkan, efek pengetatan kuantitatif yang tidak diketahui dan perang Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah terhadap Dolar AS Hari Ini, Ambruk ke Rp15.300 Gara-Gara Resesi
“Ini adalah hal-hal yang sangat, sangat serius yang menurut saya kemungkinan akan mendorong AS dan dunia ke dalam resesi enam hingga sembilan bulan dari sekarang,” kata Dimon.
Komentar Jamie Dimon datang pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang prospek resesi ekonomi karena Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang melonjak.
The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase bulan lalu, kenaikan ketiga berturut-turut sebesar itu. Pejabat Fed juga mengindikasikan mereka akan terus menaikkan suku bunga jauh di atas kisaran saat ini 3% hingga 3,25%.
Dimon mengatakan dia tidak bisa memastikan berapa lama resesi di AS akan berlangsung, ia menambahkan bahwa pelaku pasar harus menilai berbagai hasil sebagai gantinya.
“Itu bisa berubah dari sangat ringan hingga cukup keras dan banyak yang akan bergantung pada apa yang terjadi dengan perang ini. Jadi, saya pikir menebak itu sulit, bersiaplah,” ujarnya.
Dimon mengatakan satu-satunya jaminan yang bisa dia yakini adalah pasar yang bergejolak. Dia juga memperingatkan bahwa ini bisa bertepatan dengan kondisi keuangan yang tengah berantakan.