Investor miliarder dan baby boomer Mark Cuban menyebut generasinya mengecewakan dalam sebuah tweet pada hari Minggu kemarin.
Sebelumnya, miliarder berusia 64 tahun ini menanggapi komentar pengguna Twitter lain yang menanyakan soal generasi boomer, yakni generasi orang yang lahir antara 1946 hingga 1964. Generasi boomer disebut banyak menciptakan teknologi yang membuatnya kaya.
"Anda benar sekali," kata Cuban. "Tapi apa yang terjadi setelah itu?"
"Sekarang boomer menghabiskan hari-hari mereka menonton berita kabel, dan mendistorsi politik, mengejar kekuasaan," katanya. "Tentu saja tidak. Tetapi bagi banyak orang, beralih dari 'melawan pria' menjadi segala sesuatu yang dibenci di tahun 60-an dan 70-an mengecewakan," lanjut Cuban lagi, mengutip Yahoo Finance di Jakarta, Selasa (20/9/22).
Baca Juga: Pesan Mark Cuban: Bukan Ikuti Passion Anda, Tapi Ikuti Effort Anda!
Pekan lalu, Cuban mengatakan dalam podcast bahwa Gen-Z yakni mereka yang lahir antara 1995 dan 2010 akan tercatat dalam sejarah sebagai generasi terhebat. Miliarder itu mengaitkan kesuksesan Gen-Z dengan fokus mereka pada kesehatan mental.
Selama beberapa bulan terakhir, Gen-Z telah membuat cara kerja baru yang dikenal sebagai "quiet quitting/berhenti diam-diam" menjadi sorotan. Konsepnya adalah untuk menghindari pekerjaan berlebihan dengan tetap bekerja hanya dalam jam kerja dan parameter peran yang ditetapkan.
"Organisasi harus semakin memahami itu dan semakin banyak saat kita maju. Tidak hanya untuk bagaimana Anda memperlakukan karyawan Anda, tetapi juga apa yang diharapkan pelanggan Anda," kata Cuban di podcast, "Re: Thinking with Adam Grant."
Generasi baby-boomer mencakup beberapa pengusaha paling sukses di dunia teknologi, termasuk Bill Gates, Steve Jobs, dan Steve Wozniak.
Generasi ini juga memiliki kekayaan bersih rata-rata untuk baby boomer adalah USD1,2 juta (Rp17,9 miliar), sebagian besar karena menuai manfaat dari suku bunga rendah dan harga rumah yang meningkat sehingga meningkatkan nilai aset mereka.
Tetapi terlepas dari kesuksesan ekonomi mereka, baby boomer sekitar tujuh kali lebih mungkin untuk berbagi informasi yang salah (hoaks) di media sosial, berdasarkan sebuah studi tahun 2019 dari para peneliti di Princeton dan New York University.
Sebagai perbandingan, Gen-Z sebagian besar ditentukan oleh aktivismenya sejak pandemi membuat generasi menjadi sorotan. Pada tahun 2021, Pew Research Center menemukan bahwa anggota Gen-Z yang juga dikenal sebagai "Zoomers" lebih cenderung terlibat dalam aktivisme perubahan iklim dan beradaptasi dengan teknologi baru seperti mobil listrik daripada generasi yang lebih tua.
Generasi ini juga memainkan peran besar dalam gerakan menyeluruh di tempat kerja, termasuk pergerakan-pergerakan besar, seperti mogok kerja.