Miliarder Dallas Mavericks, Mark Cuban menganggap Gen Z sebagai generasi yang hebat. Untuk diketahui, Gen Z atau generasi Zoomer adalah mereka yang lahir antara 1995 dan 2010. Cuban mengatakan, saat membuat keputusan, Gen Z akan memperhitungkan semua faktor, termasuk efeknya pada kesehatan mental mereka.
“Saya pikir itu indah dan sangat sejalan dengan ketika saya memulai dan teknologi baru saja terjadi atau internet baru saja terjadi,” kata Cuban, yang menjual portal video ke Yahoo seharga miliaran pada pertengahan 1990-an.
Melansir Fortune di Jakarta, Senin (19/9/22) terlebih lagi, Cuban menambahkan, bahwa setiap perusahaan harus semain memahami tentang hal itu agar melangkah lebih maju.
Baca Juga: Banjir Pujian Karena Bikin Obat Jadi Murah, Netizen Minta Mark Cuban Jadi Presiden 2024
"Tidak hanya untuk bagaimana Anda memperlakukan karyawan Anda, tetapi juga apa yang diharapkan pelanggan Anda,” pungkasnya.
Adapun generasi baby boomer, generasi pendahulu Gen Z, mereka akan tercatat dalam sejarah sebagai generasi paling mengecewakan yang pernah ada, ujar Cuban.
“Sementara generasi lain berpikir bahwa identitas mereka dimulai pada jam 9 pagi dan berakhir pada jam 5 sore, Gen Z sering merasa bahwa identitas mereka dimulai di luar pekerjaan,” ujar Jason Dorsey, pakar Gen Z dan pendiri The Center for Generational Kinetics, kepada Fortune bulan lalu. “Itu mengurangi tekanan pada mereka untuk mendefinisikan diri mereka sendiri melalui pekerjaan mereka saat ini.”
Dalam sebuah survei oleh perusahaan bakat Lever awal tahun ini, 42% zoomer mengatakan bahwa mereka lebih suka berada di perusahaan yang memberi mereka tujuan yang jelas daripada perusahaan yang membayar mereka lebih tinggi.
Mereka juga memprioritaskan fleksibilitas, di mana 66% responden mengatakan mereka akan beralih pekerjaan untuk kontrol lebih besar atas jadwal kerja mereka, asalkan gaji dan deskripsi pekerjaan tetap sama, menurut survei oleh Adobe berjudul "The Future of Time."
TikTok dipenuhi dengan video zoomer yang mempertanyakan nilai-nilai sosial yang memprioritaskan produktivitas daripada kesejahteraan. Bagi mereka, pandemi adalah momen yang menentukan untuk memulai kehidupan mereka tentang mengejar pencapaian berikutnya.