Pandemi Covid-19 membuat banyak orang enggan untuk berbisnis. Pasalnya, begitu banyak perusahaan yang bangkrut dan menanggung kerugian segunung akibat perekonomian yang melambat. Namun, Firda Khaerunisa bersama suaminya Gilang malah sukses mendulang cuan dengan berbinis camilan.
Bisnis camilan yang dinamakan Sajodo Snack ini dimulai dari keripik kaca pedas yang akhirnya viral di sosial media. Akhirnya, Firda dan suami bisa membuat beragam varian produk lain yang sama suksesnya, seperti keju aroma, baso aci, seblak, dan lain sebagainya.
Apa ya rahasianya?
Baca Juga: KOL Stories x Bareyn Mochaddin: Makin Ngetren, Gimana Cara Menggunakan Paylater yang Tepat?
Dalam KOL Stories x Firda Khaerunisa dengan tema "Kunci Sukses Berbisnis Bareng Pasangan ala Sajodo Snack" berikut ulasannya!
1. Mba Firdha berhasil membangun Sajodo Snack di awal pandemi Covid-19 menyerang, kenapa berani Mba?
Seorang nelayan tidak terbentuk dari ombak yang tenang. Sama seperti halnya enterpreneur yang membutuhkan mental sekuat baja dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Terlebih, berbisnis itu fluktuatif sehingga harus mencari banyak strategi untuk bertahan, dan melakukan banyak pertimbangan matang sebelum memulai bisnis.
2. Boleh diceritakan Mba lebih lengkapnya ketika pertama membangun bisnis, awalnya seperti apa sih?
Sajodo Snacks dirintis di era Covid-19. Bisnis ini dimulai saat masih kuliah semester 7 di UPI Bandung, jurusan tourism manajemen. Saat sedang magang di Kementerian Pariwisata di Jakarta, lalu tiba-tiba Covid-19 melanda dan harus pulang.
Tiba di Tasikmalaya, Firda reuni bertemu dengan Gilang, mereka pun berbisnis keripik kaca karena melihat banyak singkong berserakan di jalan karena dijual murah akibat pandemi. Dari situlah Sajodo Snack hadir. Meski baru berjalan 2 tahun, Sajodo Snack sudah memasuki pembangunan pabrik yang ketiga. Sajodo Snack saat ini sudah memiliki 6 produk.
Target tahun ini ingin membuat pabrik lagi untuk Frozen Food, dan membangun kafe serta offline store di depan kantor utama.
Sajodo Snack juga sukses memenangkan kompetisi bisnis mahasiswa sehingga mendapatkan pendanaan Rp10 juta untuk kemudian dialirkan membeli mesin serta produksi dalam skala besar.
3. Kalau dilihat tak banyak orang mau berbisnis sekaligus juga berpartner dengan pasangan hidup yang dalam hal ini suami, karena rasanya tidak mudah. Apa sih rahasianya atau resep yang akhirnya membuat Mba dan suami kompak membangun Sajodo Snack?
Bisnis bareng pasangan memang sulit. Sulitnya adalah ketika terjadi beda pendapat. Meski demikian, kita biasa menyamakan visi misi sehingga akhirnya memutuskan jalan tengah. Karena pada dasarnya, tujuan kita sama tetapi caranya saja yang berbeda. Untungnya, permasalahan di pekerjaan tidak sampai terbawa ke rumah.
Gilang memiliki background informatika, dan saya dengan background marketing akhirnya pun saling melengkapi kekurangan yang bisa membuat kami cocok.
Kami berbisnis ditujukan untuk beribadah, dan membuka lapangan pekerjaan untuk lulusan SMK karena paham betapa sulitnya bagi lulusan SMK mencari pekerjaan. Hampir setiap hari ada 20-30 lamaran yang masuk ke Sajodo Snack.
4. Tantangan tersulit saat berbisnis bersama pasangan apa saja sih Mba? Kemudian bagaimana cara mba dan suami menghadapinya?
Tantangan bersama pasangan tidak ada, yang ada justru tantangan di SDM karena sulitnya mencari SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, Sajodo Snack memberikan kembali pelatihan kepada para karyawannya.
5. Kalau berbicara soal kondisi ekonomi yang tengah tidak menentu saat ini sehingga memberikan dampak kepada harga barang, gimana strategi Sajodo Snack, Mba?
Sejak dua tahun lalu, Sajodo Snack sudah memiliki strategi harga pokok penjualan (HPP) di tengah pandemi karena sudah memprediksi kenaikan harga BBM, minyak dan lain sebagainya. Oleh karena itu, meski saat ini harga-harga melambung tinggi, Sajodo sudah untung. Karena itu juga launching produk Sajodo terkesan lama karena perhitungan HPP-nya dibuat sedemikian rupa dihitung hingga dua tahun kedepan.
6. Sajodo Snack kan kita ketahui menjadi saah satu cerita sukses penjualan melalui media sosial, boleh dibagikan tipsnya Mba bagi teman-teman yang saat ini sedang membangun bisnis. Mungkin dalam hal pemanfaatan media sosial sebagai salah satu channel penjualan?
Sebelum launching di sosial media, pastikan bisnis sudah siap, produk yang dijual pun sudah diriset sedemikian rupa agar matang, jadi ketika launching dan berada di tangan customer, customer tidak kecewa. Yang terpenting adalah semua produknya unggul, jangan hanya satu atau dua produk saja. Jadi kita harus benar-benar matang mempersiapkan produknya, termasuk izin edar dan lain sebagainya.
Hari ini setiap harinya ada 6.000 orang yang order karena tim marketing sudah berhasil menggaet pelanggan, tinggal bagaimana produksinya.
7. Seperi apa rencana ke depan mba Firdha sebagai seorang pengusaha? Lalu mimpi mba untuk Sajodo Snack gimana?
Rencananya Sajodo mau ekspor, tapi belum berani karena masih proses membangun pabrik. Kedepannya juga ingin membuka usaha frozen food, offline store, tetapi juga ingin merambah ke sektor bisnis lain, seperti Sajodo Fashion. Kita juga ingin membuka franchise hingga ke luar negeri karena tidak ingin kalah dengan tteokpokki asal Korea Selatan.