Miliarder yang juga CEO BlackRock, Larry Fink buka suara terkait inflasi di depan mata. Menurutnya, banyaknya masalah inflasi saat ini berorientasi pada kebijakan. Menurut Fink, ada stimulus fiskal yang sangat besar dari pemerintah AS dan pemerintah di Eropa di tengah panasnya inflasi. Kebijakan semacam itu membuat jauh lebih sulit bagi bank sentral untuk memeranginya.

"Kami memiliki hal yang terputus antara kebijakan yang sedang diusulkan dan tanggung jawab bank-bank sentral," kata Fink, mengutip Fox Business di Jakarta, Rabu (7/9/22) seraya melanjutkan dengan berargumen bahwa itu melampaui stimulus fiskal.

Fink menyebutkan faktor-faktor tersebut berhubungan dengan Inggris yang menarik diri dari Uni Eropa pada 2020 dan AS yang mengubah kebijakan imigrasi legalnya dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Dampak Naiknya BBM, Jokowi Sudah Prediksi Inflasi Capai 1,8%

"Kami telah membuat kebijakan yang sangat inflasioner," bantahnya.

Fink bahkan menegaskan bahwa AS saat ini sedang dalam resesi. Terlebih lagi penurunan produktivitas pekerja AS lebih merepotkan. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada awal Agustus bahwa produktivitas nonpertanian menurun pada tingkat tahunan sebesar 4,6% pada kuartal kedua setelah turun 7,4% pada kuartal pertama.

Menurutnya, lebih banyak orang yang kembali ke kantor akan meningkatkan produktivitas dan membantu mengimbangi inflasi. Di BlackRock, perusahaannya akan meminta karyawan untuk lebih memperhatikan tanggung jawab mereka di kantor. Perusahaan juga akan mengambil langkah tegas untuk membawa pekerja kembali bekerja di kantor.