Sabtu, 23 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Nasib Hidup Tak Ada yang Tahu, Kuli Panggul Ini Sekarang Jadi Miliarder Berkat Crypto!

Foto Berita Nasib Hidup Tak Ada yang Tahu, Kuli Panggul Ini Sekarang Jadi Miliarder Berkat Crypto!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Nasib hidup seseorang tidak ada yang tahu. CEO Indodax, Oscar Darmawan dalam podcastnya belum lama ini mengundang seorang kuli panggul yang hari ini menjadi miliuner. Ialah Joko Crypto yang telah sukses mendulang cuan di dunia cryptocurrency.

Joko menceritakan bahwa ia sejatinya hanya lulusan SMA dan bukan berasal dari keluarga berada. Ibunya hanya ibu rumah tangga dan sang ayah hanya bekerja serabutan. Alhasil, Joko bekerja sebagai kuli panggul di Tanah Abang dengan pendapatan Rp80-Rp100 ribu per hari.

Joko yang sedari awal suka bermain game akhirnya 'keracunan' Bitcoin dari iklan-iklan yang muncul setiap kali ia bermain game ke warnet usai bekerja sebagai kuli panggul. Berawal dari penasaran, akhirnya Joko terus menggali tentang Bitcoin, meski informasi seputar Bitcoin pada tahun 2015 cukup terbatas.

Baca Juga: Bongkar Tuntas Peluang Besar Bitcoin di Masa Depan, CEO Indodax Oscar Darmawan Buka-Bukaan soal Pola Naik-Turun Kripto!

Joko ingin mencoba peruntungan di Bitcoin saat itu. Namun, ia tidak memiliki modal, ditambah masih harus memberikan orang tua, membayar utang, kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Ia pun akhirnya menemukan komunitas Bitcoin, dan tercetuslah ide yang menurut Joko rasional dan tidak mengganggu waktunya yaitu mining cryptocurrency.

Joko melakukan mining atau menambang kripto di warnet sambil bermain game. Dalam sehari, Joko baru mendapatkan Ethereum. Ia pun akhirnya sadar bahwa mining kripto itu sulit. Hingga akhirnya Joko mengajak orang warnet untuk 'berbisnis'. Lalu, Joko menabung uang untuk membeli VGA dan alatnya. Dari situlah ia mulai menghasilkan.

Joko pun akhirnya mulai menawarkan kepada orang-orang bisnis yang ia jalani. Bagi Joko, bisnis yang jarang ada di Indonesia adalah bisnis yang memiliki peluang tinggi. Karena itulah Joko menawarkan bisnis kripto ini kepada para pemilik toko di Tanah Abang.

Sayangnya, banyak orang yang belum mengerti kripto sehingga Joko harus memakai caranya sendiri dengan menyebut 'tuyul'. Anehnya, cara tersebut berhasil dan membuat salah satu pemilik toko di Tanah Abang tertarik berbisnis dengannya.

Awalnya, Joko meminta imbal hasil 20:80. Namun, pada akhirnya pemilik toko di Tanah Abang ini pun mulai mencari tau 'tuyul' seperti apa yang Joko jalani. Dari situlah Joko mulai menjelaskan kripto, rig mining, dan lain sebagainya selama tiga jam.

Akhirnya, dari yang awalnya hanya membeli tiga rig, orang ini membeli 100 rig mining secara langsung. Setelah itu, Joko mengajak kerja sama dengan bisnis yang lebih besar lagi hingga akhirnya konsorsium yang pertama sampai 1.000 rig. Joko pun mendapatkan keuntungan penjualan rig dan dari mining cryptocurrency.

Saat pertama kali mencoba mining, VGA yang Joko miliki terbakar. Untungnya, seorang servis TV bisa membenarkan VGA yang dimiliki Joko karena rupanya hanya terbakar. Seorang servis TV ini pun kaget setelah Joko memberikan uang Rp500 ribu. Ia menjadi lebih kaget lagi ketika Joko bekata tidak ada orang yang bisa membenarkan VGA di dunia ini. Kini, tukang servis TV itu pun sukses memiliki corporate-nya sendiri.

Lebih lanjut, Joko menceritakan bahwa saat awal-awal ia mining crypto, ia hanya menambang Ethereum. Joko menjelaskan Ethereum masih lebih mudah daripada Bitcoin yang memerlukan alat khusus. Saat ini, Joko menambang 16.000 rig dengan 8 VGA.

Joko sudah memahami pola halving kripto sejak awal menambang. Oleh karena itu, ia akan menunggu kripto memuncak lagi untuk akhirnya bisa 'gajian'. Dalam satu hari, Joko bisa menghasilkan 60 Ethereum, namun hari ini ia sudah tidak hanya menambang Ethereum, tetapi juga koin yang lain. Untuk diketahui, 1 Ethereum seharga sekitar Rp20 jutaan sehingga bisa dibayangkan berapa digit yang dikantongi Joko setiap bulannya.

Tag: Joko Crypto, Oscar Darmawan, Indodax (Indonesia Digital Asset Exchange), Cryptocurrency, Ethereum

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: YouTube/POSTCARD