Sabtu, 27 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Buka Peluang Petani Sawit, Menkop-UKM Buka Jalan ke Hippindo

Foto Berita Buka Peluang Petani Sawit, Menkop-UKM Buka Jalan ke Hippindo
WE Entrepreneur, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki mengapresiasi komitmen Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang bersedia membuka ruang bagi para petani sawit untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Hal itu ditandai dengan komitmen anggota jaringan Hippindo yang melakukan kontrak dengan petani sawit untuk menyuplai minyak makan merah.

"Saya mendapat informasi bahwa dari jaringan restoran sudah ada permintaan 200 ton, jadi nggak usah ragu setiap 1.000 hektare sawit bisa dibangun mini pabrik untuk CPO dan minyak makan merah," kata Menkop-UKM saat menghadiri Retail Summit 2022 di Jakarta, Senin (15/8/2022).

Baca Juga: Kemenkop UKM Bersinergi, Tingkatkan Inovasi Teknologi Pengelohan Minyak Makan Merah

Menteri Teten menegaskan, pihaknya mencoba mengembangan minyak makan merah bersama koperasi guna mendorong kemandirian pangan, serta agar ada alternatif produk dan solusi bagi keterbatasan bahan baku dan ketidakstabilan harga minyak goreng selama ini.

Di Indonesia, dari 14,59 juta hektare luas perkebunan sawit, 6,04 juta hektare atau 41%-nya dikelola oleh petani swadaya. Sementara itu, dari total produksi sebanyak 44,8 juta ton, 35% di antaranya atau 15,68 juta ton adalah hasil dari sawit rakyat. Angka ini merupakan potensi yang sangat besar.

"Minyak makan merah sudah dipraktikkan oleh negara lain. Minyak makan merah juga terbukti memiliki kandungan gizi lebih tinggi dari minyak goreng komersil bahkan minyak sawit merah Malaysia," kata Menteri Teten.

Bahkan, sebagai Functional Food, minyak makan merah ini tidak hanya untuk menggoreng, tapi bisa dikonsumsi sebagai minyak makan, suplemen atau emulsi anti-stunting, dan kosmetik alami.

Menurutnya, ekosistem usaha pengembangan minyak makan merah bisa dilakukan koperasi dengan kerja sama dan kolaborasi multipihak yang meliputi petani swadaya terkonsolidasi dalam wadah koperasi. Di mana, koperasi berperan sebagai agregator sekaligus offtaker pertama hasil sawit rakyat (tandan buah segar/TBS) dengan HPP terbaik.

Kemudian, pendampingan kelembagaan dan proses bisnis koperasi oleh Kemenkop-UKM, pembiayaan modal kerja bagi petani sawit anggota koperasi melalui KUR oleh Himbara, pembiayaan modal kerja bagi koperasi untuk membeli TBS dari petani (offtaker pertama) oleh LPDB-KUKM.

"Sementara, koperasi yang mengelola pabrik CPO dan pabrik minyak makan merah pembiayaannya akan didukung oleh pembiayaan modal investasi (mesin) oleh BPDPKS dan pembiayan modal kerja bagi koperasi oleh LPDB-KUKM," katanya.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, MoU ini meliputi penelitian dan pengkajian isu-isu penting dan strategis tentang pengembangan dan pembangunan industri agro minyak makan merah (suplemen makanan) berbasis kelapa sawit, pengembangan SDM, hingga inovasi terkait teknologi dalam proses produksi, guna menghasilkan minyak makan merah (suplemen makanan) berbasis kelapa sawit yang aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Baca Juga: Larangan Dicabut, Ekspor Minyak Sawit Juni Naik Signifikan

"Selain itu, juga melakukan program dan kegiatan strategis pemasaran, maupun penjualan atas hasil produk minyak makan merah (suplemen makanan) yang akan dilakukan oleh Hippindo," katanya.

Lebih lanjut, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Dr Edwin Syahputra Lubis merinci, pabrik minyak makan merah terdiri dari 12 komponen mesin dengan kandungan lokal (TKDN) 70% dengan kebutuhan pembiayaan yang murah, yaitu Rp8,142 miliar untuk kapasitas 10 ton per hari, sedangkan untuk pabrik CPO membutuhkan biaya Rp15 miliar untuk kapasitas 50 ton per hari (5 ton per jam).

"Diproyeksikan koperasi akan mendapat profit per hari sebesar Rp17.813.000 atau Rp5.343.900.000 per tahun dengan payback periode 4 tahun dan 3 bulan," katanya.

Menurutnya, harus ada skema pembiayaan terintegrasi yang terbentuk dari kolaborasi antara BPDPKS untuk modal pengadaan mesin, LPDB-KUMKM untuk modal kerja dan pembiayaan KUR (Himbara) bagi modal kerja petani sawit. Proyek uji coba pengembangan minyak makan merah ditargetkan bisa terealisasi pada Januari 2023. Hasil Ratas (Rapat Terbatas) 18 Juli 2022, Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk membangun tiga lokasi awal sebagai pilot project.

"Progres saat ini, penyusunan DED pabrik minyak makan merah oleh PPKS dan pembahasan RSNI khusus minyak makan merah oleh BSN akan selesai pada Agustus 2022," ucapnya.

Tag: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), Kelapa Sawit, Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo)

Penulis: ***

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Foto: Kemenkop-UKM