Jum'at, 22 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Faktor Pengaruhi Permintaan dan Penawaran Dalam Bisnis

Foto Berita Faktor Pengaruhi Permintaan dan Penawaran Dalam Bisnis
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan tentunya bergantung dari permintaan penawaran yang menjadi faktor utama. Permintaan pasar menyebabkan ekonomi menggeliat, begitu juga dengan penawaran produk yang dilakukan oleh produsen kepada konsumen.

Meski demikian, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi suatu permintaan dan penawaran, sehingga akhirnya membentuk kurva. Sebelum mengetahui faktornya maka kamu harus mengetahui pengertian dari kedua istilah bisnis tersebut, seperti dirangkum, Selasa (24/5/2022).

1. Permintaan 

Dalam hukum permintaan menyatakan bahwa semua faktor lain tetap sama, semakin tinggi harga barang, maka semakin sedikit orang yang akan meminta barang tersebut. Sederhananya semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah produk yang diminta.

Baca Juga: Update Bisnis Pakuwon Milik Konglomerat Alexander Tedja: Omzet dan Cuan Meroket Drastis!

Sementara itu, kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan adanya hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan memiliki landasan dari hukum permintaan yang berbunyi: Apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta menurun, begitu pula sebaliknya.

Baca Juga: Sahabat Polisi dan Pengamat Kompak Desak Polri Tindak Tegas Anggota yang Berbisnis Ilegal

2. Penawaran 

Dalam ilmu ekonomi penawaran adalah gambaran tentang jumlah total arang atau jasa tertentu yang tersedia untuk konsumen. Hukum utama dalam penawaran adalah jika harga naik, maka produsen akan menaikan penawaran untuk memberikan peluang yang lebih tinggi untuk dapat keuntungan maksimal.

6 Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, diantaranya adalah:

1. Harga barang dan jasa

Harga barang atau jasa menjadi faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Harga barang yang tinggi otomatis membuat permintaan menjadi rasional dan berpikir sebelum terjadi trasaksi.

Sebaliknya jika harga barang murah, maka permintaan akan tinggi, walaupun kualitas menjadi hal yang tidak terlalu menjadi pertimbangan.

2. Pendapatan

Faktor selanjutnya di pengaruhi oleh pendapatan suatu negara. Tingkat pendapatan masyarakat atau konsumen tentu berpengaruh terhadap pemintaan suatu produk di pasaran. Sederhananya ketika pendapatan masyarakat naik maka permintaan akan suatu barang akan meningkat.

Sebaliknya, jika pendapatan masyarakat atau penghasilan mereka terhambat maka permintaan akan turun.

3. Harga barang atau jasa terkait (substitusi dan komplementer)

Keberadaan barang atau jasa substitusi atau pengganti atau plengkap dalam suatu kondisi tertentu akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran suatu produk. Apalagi jika terdapat selisih harga terhadap barang pengganti atau pelengkap.

Apabila suatu produk mengalami kenaikan sedangkan harga produk substitusinya stabil atau justru turun, maka bisa dipastikan bahwa permintaan pasar terhadap produk tersebut akan turun. Sebaliknya, jika harga produk substitusinya naik, maka kemungkinan besar konsumen akan memilih produk tersebut. 

4. Selera atau preferensi

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adalah selera kosumen. Selera dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat dalam menggunakan suatu produk. Jika selera konsumen meningkat maka permintaan terhadap produk tersebut juga akan ikut meningkat.

Hal ini tentu berkaitan dengan tren yang sedang berkembang di dalam masyarakat. Misalnya ketika ada tren mobil berwarna putih di masyarakat, maka produsen pun meningkatkan produk mobil dengan warna putih, karena banyak dicari masyarakat.

5. Ekspektasi konsumen

Ekspektasi atau harapan konsumen terhadap nilai produk di masa depan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran barang.

Misalnya, seorang konsumen membeli sebuah jam tangan merek A di tahun 1987. Jam tangan itu ia beli dengan harga cukup tinggi waktu itu dan ia berharap jam tangan itu awet. Tak hanya itu, ia juga berekspektasi bahwa merek dan kualitas jam tangan itu terpercaya sehingga nilai jualnya tinggi di masa depan. 

Setelah tiga puluh tahun berlalu, konsumen tadi menjual jam tangannya dengan reputation antik dan mendapatkan keuntungan luar biasa dari ekspektasinya tiga puluh tahun silam. Penawaran terhadap produk jam tangan yang turun akan koheren dengan naiknya harga produk saat jumlah barang menjadi sedikit.

6. Jumlah pembeli di pasar

Kuantitas atau jumlah calon pembeli menjadi faktor pengaruh dari permintaan dan penawaran. Hal ini bisa diakumulasi dari jumlah penduduk dalam suatu kawasan. Jika kawasan tersebut berpenduduk padat, maka kemungkinan permintaan produk akan tinggi. Sebaliknya, jika suatu kawasan berpenduduk jarang maka permintaan produk juga akan rendah atau bahkan stagnan.

Hal ini misalnya bisa dilihat dari ekspansi produsen-produsen barang elektronik dari Jepang, Korea Selatan, dan China yang membuka pabriknya di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi menjadi pasar bagi mereka. 

Pembukaan pabrik di Indonesia juga dapat mengurangi biaya distribusi sekaligus upah tenaga kerja yang kemungkinan besar lebih mahal jika diolah di negara-negara asal mereka. 

Jumlah penduduk merupakan potensi pasar yang besar yang akan mendukung tingkat permintaan karena faktor kebutuhan, dan kebiasaan masyarakat. Pembeli yang berlimpah pada sebuah pasar tentu akan meningkatkan permintaan dan penawaran.

Meski tidak berhubungan langsung namun dalam setiap bisnis tentu perusahaan akan membuat pembukuan yang professional, salah satunya terkait dengan akutansi yang berhubugan dengan jurnal penyesuaian.

Meski banyak contoh jurnal penyesuaian di internet yang dapat kamu lihat dan gunakan sebagai acuan, tetapi alangkah baiknya jika kamu juga mengetahui pengertian terkait dengan jurnal penyesuaian untuk mengetahui saldo catatan akun pada buku besar.

Artinya jurnal penyesuaian ini menjadi sangat penting pada periode akhir laporan keuangan karena memuat berbagai informasi yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang menyangkut keuangan perusahaan.

Apa itu Jurnal Penyesuaian?

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun. Setiap pencatatan terjadinya perubahan saldo pada suatu akun tertentu pada akhirnya dapat menunjukkan saldo sebenarnya. 

Nah, jumlah inilah yang kemudian menjadi saldo riil yang diketahui pada penghujung suatu periode pembukuan yang juga dapat menentukan pencatatan pendapatan maupun beban bersih suatu perusahaan. Sumber jurnal penyesuaian berasal dari bukti transaksi dalam suatu periode.

Jurnal Penyesuaian juga merupakan bagian dari akutansi dasar dan yang terpenting dari jurnal penyesuaian adalah penggunaan logika, yang sering dianggap sulit. Pada buku berjudul Mudah Memahami Jurnal Penyesuaian yang dibuat oleh R. Purba ini hal tersebut akan dikupas sehingga pemahaman jurnal penyesuaian akan lebih mudah untuk dipelajari.

Karena disusun untuk mengetahui saldo sesungguhnya pada akhir dari sebuah periode, maka jurnal penyesuaian pun akan disusun pada penghujung periode itu pula. Tepatnya, jurnal Ini dibuat sebelum penyusunan kertas kerja (worksheet) dan setelah menentukan hasil neraca saldo. 

Inilah yang kemudian membuat jurnal penyesuaian digunakan dalam rangka untuk menetapkan saldo akhir yang umumnya dimasukkan di catatan buku besar. Dapat disimpulkan pula bahwa jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun untuk mencatat perubahan saldo pada akun tertentu yang nantinya memperlihatkan jumlah saldo yang sebenarnya di akhir periode. 

Dengan demikian, faktor yang mendasari kebutuhan akan jurnal penyesuaian adalah adanya transaksi yang sudah terjadi namun belum tercatat informasinya, dan transaksi yang sudah terjadi dan sudah dicatat, tetapi masih memerlukan penyesuaian saldo perkiraan.

Tag: Entrepreneur, strategi bisnis

Penulis: ***

Editor: Vicky Fadil

Foto: Unsplash/Christin Hume