Baru-baru ini, orang terkaya dunia, Elon Musk mengatakan bahwa bangsa Jepang akan punah. Ucapan Musk bukanlah bualan tak berdasar, melainkan ia melihat rendahnya tingkat kelahiran di Negeri Sakura tersebut.
“Dengan risiko menyatakan yang sudah jelas, kecuali ada sesuatu yang berubah yang menyebabkan tingkat kelahiran melebihi tingkat kematian, Jepang pada akhirnya tidak akan ada lagi. Ini akan menjadi kerugian besar bagi dunia,” ujar CEO Tesla ini, melansir NBC News di Jakarta, Rabu (11/5/22).
Komentar itu membuat marah para pengamat Jepang. Meski demikian, populasi di Jepang telah menurun sejak 2008 menjadi sekitar 125 juta pada tahun lalu karena tingkat kelahirannya yang rendah, meskipun ada peringatan pemerintah dan upaya sporadis untuk mengatasi masalah ini.
Baca Juga: Bill Gates Peringatkan Elon Musk Bisa Bikin Twitter Lebih Buruk: Saya Agak Ragu...
Meski demikian, Jepang tetap menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia, tuan rumah bagi kelas berat global mulai dari produsen mobil hingga pengembang game, dan merupakan penghubung utama dalam rantai pasokan semikonduktor global.
Banyak pihak merasa bahwa tingkat kelahiran rendah ini tak hanya terjadi di Jepang, namun juga Jerman. Pemerintah Jepang sendiri sudah memberikan upaya yang cukup untuk mengatasi masalah ini seperti menyediakan lebih banyak pusat penitipan anak dan mempermudah perempuan untuk kembali bekerja setelah memiliki anak.
“Mereka terus mengatakan angka kelahiran turun, tetapi mengingat pemerintah tidak mengambil langkah menyeluruh untuk menghadapinya, apa yang bisa kita katakan? Semua yang mereka katakan dan lakukan bertentangan,” tulis seorang pengguna Twitter.
“Di lingkungan ini, siapa yang akan mengatakan 'Oke, ayo punya anak'? Saya ragu untuk Jepang.” tulis yang lainnya.