Sabtu, 27 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Bos Virgin Richard Branson Desak Pemerintah Kurangi Ketergantungan Energi dengan Rusia

Foto Berita Bos Virgin Richard Branson Desak Pemerintah Kurangi Ketergantungan Energi dengan Rusia
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pendiri Virgin Group Richard Branson meminta individu dan pemerintah untuk mengurangi pemakaian energi dengan membatasi kecepatan mengemudi hingga mengecilkan pemanas guna mengurangi ketergantungan pada energi Rusia dan mengakhiri perang di Ukraina.

Pengusaha miliarder itu mengatakan kepada CNBC bahwa pengorbanan pribadi yang kecil dapat mengurangi permintaan akan listrik Rusia, sehingga pada akhirnya menurunkan harga dan mengurangi krisis biaya hidup.

“Ini sangat penting daripada kita menghilangkan ketergantungan kita pada minyak, gas, dan batu bara Rusia, dan kita harus segera melakukannya,” kata Branson mengutip CNBC International di Jakarta, Kamis (21/4/22).

Baca Juga: Richard Branson Blak-blakan Pengin Terbang ke Luar Angkasa Bareng Elon Musk

“Jika kita dapat mengurangi ketergantungan Barat pada bahan bakar, katakanlah hanya 10%, itu akan membebaskan sekitar tiga miliar barel bahan bakar. Itu akan banyak untuk memastikan bahwa negara-negara seperti Jerman tidak perlu mengimpor lagi,” katanya, merujuk pada ketergantungan negara-negara Eropa pada energi Rusia.

Rusia adalah sumber energi utama bagi konsumen di seluruh dunia. Terutama Uni Eropa sangat bergantung dengan mengimpor 45% gasnya dari Rusia pada 2021, menurut Badan Energi Internasional.

Namun, invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini telah membuat ketergantungan itu dipertanyakan. Karena pemerintah telah berusaha untuk mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi Rusia yang dipandang sebagai pendanaan peti perang Presiden Vladimir Putin sehingga harga telah melonjak lebih tinggi karena pasokan global berjuang untuk mengejar permintaan.

Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Rabu pagi, dengan perdagangan berjangka minyak mentah Brent di sekitar USD108,23 per barel pada pukul 2 siang waktu London.

Di antara saran Branson untuk mengurangi konsumsi energi individu adalah memangkas pemanas sentral rumah tangga dan penggunaan AC sebesar 1% dan mengurangi kecepatan mengemudi sebesar 10%.

Pemerintah dapat, menurunkan batas kecepatan nasional dari 70 [mil per jam] menjadi 60 untuk tahun depan demi mendukung Ukraina, katanya.

“Permintaan bahan bakar akan turun drastis dan oleh karena itu harga bahan bakar akan turun drastis dan oleh karena itu biaya hidup akan turun drastis,” katanya.

Sementara itu, untuk bisnis bisa diupayakan untuk menemukan cara lain guna membatasi penggunaan energi. Sebagai contoh, maskapai seperti Virgin Atlantic miliknya sendiri dapat memotong rute tertentu yang tidak menguntungkan, misalnya.

“Jika Anda seorang maskapai penerbangan, mungkin [memotong] beberapa rute yang tidak menghasilkan banyak uang,” kata Branson.

"[Jika] Anda menyebarkannya ke semua bisnis dan semua orang di seluruh dunia, harga minyak akan turun secara dramatis dan kami tidak perlu terus mengirim cek ke Putin,” tambahnya.

Beberapa pengamat pasar juga telah menyarankan bahwa pengurangan cepat penggunaan energi Rusia akan mengakibatkan destabilisasi lebih lanjut dari harga energi yang sudah bergejolak.

Branson justru menyarankan bahwa itu akan memiliki efek sebaliknya, menopang harga sambil membantu negara-negara dengan transisi mereka ke sumber energi yang lebih bersih.

“Revolusi energi bersih sedang terjadi, dan akan terjadi jauh lebih cepat daripada jika perang ini tidak terjadi. Tapi, sementara itu, kita bisa mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang lebih rendah,” katanya.

Virgin Atlantic sebelumnya telah menguraikan rencana untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050.

Tag: Richard Branson, Virgin Group

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: REUTERS/Brendan McDermid