Setelah memecahkan rekor pada tahun 2021, para miliarder China dalam daftar World's Billionaires tahunan ke-36 Forbes mengalami penurunan. Jumlah penduduk daratan yang masuk daftar 2022 turun menjadi 539, turun dari 626 tahun lalu, karena saham China yang anjlok.
Meski di tengah penurunan, China masih berada di urutan kedua yang memiliki miliarder terbanyak setelah AS yang memiliki 735 miliarder.
Melansir Forbes di Jakarta, Jumat (8/4/22) karena kombinasi dari anggota daftar yang lebih sedikit dan harga saham yang lebih lemah, kekayaan agregat miliarder China turun menjadi USD1,96 triliun (Rp28,14 kuadriliun) tahun ini dari USD2,5 triliun pada daftar 2021.
Baca Juga: Punya Utang dan Denda Triliunan Rupiah, Miliarder China dan Politikus Ini Ajukan Bangkrut di AS
Meskipun 149 orang China keluar dari daftar sejak 2021, 60 pendatang baru bergabung termasuk Miranda Qu, salah satu dari tiga wanita mandiri baru dari Negeri Tirai Bambu itu. Tahun ini China memiliki lebih banyak drop-off dan lebih banyak pendatang baru daripada negara lain.
Kemudian, sepuluh orang China teratas kali ini bernilai USD321,6 miliar (Rp4.619 triliun), turun dari USD447 miliar pada tahun 2021. Miliarder China Daratan sekarang menyumbang 15% dari total kekayaan peringkat miliarder dunia yang totalnya berjumlah 2.668 orang dengan nilai kolektif USD12,7 triliun.
Adapun pria terkaya No. 1 di China masih ditempati oleh Zhong Shanshan selama dua tahun berturut-turut. Taipan air minum ini merupakan pendiri Nongfu Spring yang putus sekolah dasar. Forbes memperkirakan Zhong berharta USD65,7 miliar (Rp943 triliun), turun USD3,2 miliar (Rp45 triliun) dari tahun lalu. Zhong menempati urutan ke-17 orang terkaya di dunia.
Bisnis terkait Internet di China masih menghadapi tekanan. Ma Huateng, CEO kelas berat game dan media sosial China Tencent hari ini adalah warga negara China terkaya ketiga. Kekayaannya turun USD28,6 miliar (Rp410 triliun) atau 44% dari tahun lalu menjadi USD37,2 miliar (Rp534 triliun) karena saham kehilangan hampir setengah nilainya.
Kemudian, Jack Ma, taipan teknologi yang nyentrik dan blak-blakan berada di No. 9 dengan kekayaan USD22,8 miliar (Rp327 triliun). Jack Ma menjadi diam di tengah perubahan kebijakan pemerintah terhadap perusahaan internet, listing di luar negeri dan akumulasi kekayaan, serta anjloknya 60% harga saham Alibaba selama setahun terakhir.
Sementara itu, energi hijau menjadi titik terang bagi China, sebagian terbantu oleh popularitas kendaraan listrik.