Investor miliarder Ray Dalio mengkhawatirkan potensi stagflasi yang terbentuk di tengah tingkat inflasi tinggi dan suku bunga yang meningkat.
"Saya pikir kemungkinan besar yang akan kita alami adalah periode stagflasi. Dan kemudian Anda harus memahami bagaimana membangun portofolio yang seimbang untuk lingkungan semacam itu," ujar sang pendiri dan co-chief investment officer Bridgewater Associates dalam sebuah wawancara Yahoo Finance Presents yang dikutip di Jakarta, Selasa (5/4/22).
Stagflasi dapat didefinisikan sebagai periode pertumbuhan ekonomi yang lambat, pengangguran yang meningkat dan inflasi tinggi.
Baca Juga: Miliarder Investor Ray Dalio Sebut Bakal Ada 5 Jenis Perang: Kita Menuju Tatanan Dunia Baru
Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 7,9% pada Februari, menandai laju inflasi tahunan tercepat dalam 40 tahun di tengah dorongan yang lebih tinggi dalam harga sewa, makanan, dan mobil bekas. Sementara itu, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 6,4% di Februari, lebih cepat dari kenaikan 6,1% di Januari.
Ini mewakili tingkat inflasi tercepat sejak 1982.
Kemudian, harga minyak telah turun dari level tertingginya sekitar USD140 per barel yang terlihat pada awal perang Rusia-Ukraina, tetapi masih tetap tidak nyaman karena di atas USD100. Harga gas terus berada di atas USD4 per galon nasional untuk reguler tanpa timbal yang mulai membebani kepercayaan konsumen dan kunjungan toko ritel.
Karena harga telah naik di seluruh perekonomian, Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga untuk mendinginkan keadaan. Namun, itu telah memicu inversi kurva imbal hasil dan gelombang pro untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi yang tajam tahun ini yang mengarah pada pengangguran yang melekat dalam latar belakang stagflasi.
Namun, Dalio tidak yakin apakah The Fed akan mampu melakukan soft landing ekonomi yang sukses.
"Jadi apa yang Anda miliki adalah pengetatan yang cukup oleh Federal Reserve untuk menangani inflasi secara memadai, dan itu terlalu banyak pengetatan untuk pasar dan ekonomi. Jadi The Fed akan berada di tempat yang sangat sulit setahun dari sekarang karena inflasi masih tetap tinggi dan mulai mencubit di pasar dan ekonomi," jelas Dalio.