Senin, 06 Mei 2024 Portal Berita Entrepreneur

Cuan Jumbo dari Vaksin, Bos Moderna Jual Saham hingga Rp5,8 Triliun!

Foto Berita Cuan Jumbo dari Vaksin, Bos Moderna Jual Saham hingga Rp5,8 Triliun!
WE Entrepreneur, Jakarta -

CEO Moderna Stephane Bancel telah menjual USD408 juta (Rp5,8 triliun) saham perusahaan sejak awal pandemi virus corona. Sebagaimana diketahui, harga saham perusahaan melonjak lebih dari 600% saat mengembangkan dan meluncurkan vaksin Covid-19.

Perusahaan biotek yang berbasis di Cambridge, Massachusetts ini mengembangkan vaksin paling populer kedua yang digunakan untuk memerangi COVID-19 di Amerika Serikat.

Sejak Januari 2020, Bancel menguangkan opsi saham melalui rencana 10b5-1 yang memungkinkan eksekutif untuk menjual sejumlah saham yang telah ditentukan secara berkala untuk menghindari kemungkinan perdagangan orang dalam.

Baca Juga: CEO Moderna Buka Suara soal Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Pembuat Vaksin, Katanya...

Tetapi kritikus mengatakan bahwa 10b5-1 tidak memungkinkan transparansi karena eksekutif tidak diharuskan untuk mengungkapkan transaksi ini kepada Komisi Sekuritas dan Bursa.

Secara total, Bancel menjual lebih dari 2,8 juta saham perusahaan sejak Januari 2020.

Tahun lalu, Moderna menghasilkan keuntungan pertama dalam 12 tahun keberadaannya. Ini menghasilkan USD17,7 miliar dalam penjualan vaksin COVID-19, yang dikembangkan dengan cepat bersama dengan National Institutes of Health.

Moderna juga mendapat manfaat dari bantuan pembayar pajak melalui Operation Warp Speed, rencana pemerintahan Trump untuk segera meneliti dan mengembangkan vaksin virus corona.

Vaksin Moderna merupakan satu-satunya produk yang dibuat perusahaan yang telah terbukti sukses secara komersial sehingga menjadikan Bancel sebagai miliarder. Kekayaan bersihnya sekarang diperkirakan mencapai USD5,3 miliar.

Tahun lalu, Senator Demokrat Elizabeth Warren dari Massachusetts, Chris Van Hollen dari Maryland, dan Sherrod Brown dari Ohio meminta SEC untuk mereformasi aturan 10b5-1.

Awal tahun ini, Bancel mengatakan dia mengantisipasi orang akan membutuhkan suntikan penguat COVID-19 kedua pada musim gugur ini karena kemanjuran vaksin berkurang selama beberapa bulan ke depan.

Tag: Stephane Bancel, Moderna

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: FT/Gretchen Ertl