Co-founder Kopi Kenangan, James Prananto sebelum menjabat sebagai COO Kopi Kenangan, dahulu bekerja sebagai profesional di bidang finance dan marketing selama kurang lebih lima tahun. Setelah itu, James bertemu dengan Edward Tirtanata, CEO Kopi Kenangan yang merupakan teman SMA nya.
Saat itu, Edward hanya memiliki bisnis kedai teh Lewis & Caroll. Kemudian, James dan Edward pun terbentuk pemikirannya untuk membuat Kopi Kenangan karena melihat kopi di Indonesia rata-rata adalah brand luar.
Keduanya kemudian melihat missing gap antara kopi mahal dan kopi murah (instan). Oleh sebab itu, mereka mendirikan Kopi Kenangan sebagai kopi brand lokal yang ramah di kantong.
Baca Juga: Kopi Kenangan Jadi Unicorn, Edward Tirtanata Malah Jadi Parno: Perjalanan Belum Selesai
Namun, untuk mencapai tujuan itu, James dan Edward harus mengubah model bisnis. Tidak ada lagi sofa empuk dan internet yang kencang. Mereka fokus pada konsep 'grab and go' untuk orang-orang yang terbiasa take away kopi dalam perjalanan ke tempat kerja.
Meski Kopi Kenangan membuat harga kopi yang murah, namun mesin kopi yang digunakan hingga susu dan gula aren sangat berkualitas yang sudah pasti harganya juga tidak murah. Jadi, untuk kualitas tidak perlu diragukan lagi. Kopi Kenangan murah tapi bukan murahan.
Dengan demikian, Kopi Kenangan terbentuk karena James dan Edward menyadari adanya gap antara kopi murah vs kopi mahal, tetapi tidak ada kopi dengan harga di tengah-tengahnya.
Kemudian, Kopi Kenangan juga terbentuk karena mereka melihat banyaknya orang yang menjadikan kopi sebagai konsumsi sehari-hari. Keduanya juga melihat kompetitor yang sudah sangat besar sehingga belajar dari kesalahan-kesalahan banyak pemilik bisnis kopi yang akhirnya bangkrut. Mereka pun mengubah model bisnis tersebut.
Selain itu, Kopi Kenangan juga tidak membuka franchise karena khawatir merusak kualitasnya. Dengan dikelola sendiri, setiap outlet dibuka sudah berdasarkan standar perusahaan yang telah dikelola secara sempurna.
James mengatakan, ia ingin Kopi Kenangan bertahan hingga 20-30 tahun lagi, oleh karena itu mereka tidak membuka franchise. Barista yang bekerja di Kopi Kenangan pun, sebelum terjun ke lapangan sudah ditraining terlebih dahulu sebagai investasi Kopi Kenangan terhadap SDM yang mereka miliki.
Selain produk kopi, Kopi Kenangan juga memiliki produk non-kopi yang ternyata menjadi best seller dan disukai pelanggan.
Sebagai sebuah organisasi, James mengatakan Kopi Kenangan sangat menggunakan effort untuk mencari kandidat SDM terbaik. Karena, berkat SDM-lah Kopi Kenangan bisa terus tumbuh dan berkembang seperti sekarang.
Tak hanya itu, branding "Kenangan" dalam nama brand juga melekat tak hanya untuk anak muda, wanita, pria atau orang tua, semua orang pasti memiliki "Kenangan" sehingga nama itu pun terkesan lucu, apalagi setelah ditambah "Kenangan Mantan".
Selain branding, kualitas dan rasa Kopi Kenangan juga sudah pasti enak sehingga membuat customer kerap kembali membeli produk mereka. James juga mengungkap, kehadiran sosial media hingga ojek online untuk delivery sangat membantu pertumbuhan Kopi Kenangan.