Baru-baru ini tengah viral seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Ghozali yang mendadak bak dapat durian runtuh berkat selfie yang ia lakukan sejak tahun 2017 hingga hari ini. Ghozali berhasil menjadi miliarder usai koleksi foto selfie-nya berjudul 'Ghozali Everyday' ramai dikoleksi para kolektor aset digital di non-fungible token (NFT).
Koleksi yang dijual di platform OpenSea ini sukses membuat Ghozali meraup untung dari transaksi dengan mata uang kripto Ethereum (ETH). Saat ini koleksi Ghozali tercatat ada 933 NFT foto selfie. Semula, NFT ini hanya diberi harga 0,001 ETH atau sekitar Rp45 ribu.
Setelah viral, kolektor yang berdatangan pun membuat harga BFT Ghozali meroket. Terpantau harga paling rendah untuk 1 selfie yakni 0,3 ETH alias sekitar Rp14,2 juta. Wow!
Baca Juga: Metaroid Social NFT Marketplace, Bukan Sekedar Transaksi Jual Beli Karya Digital
Sementara untuk harga penjualan tertinggi yakni datang dari salah satu selfie berjudul Ghozali_Ghozalu #311 dengan harga 11 ETH atau sekitar Rp47 miliar. Tercatat, ada sekitar 431 pemiliki yang telah mengoleksi NFT Ghozali. Keren banget ya?
Lebih lanjut, menurut miliarder investor Kevin O'Leary, ia percaya bahwa non-fungible token (NFT) akan lebih besar daripada bitcoin tahun ini.
Ketua O'Shares Investments ini mengatakan kepada Yahoo Finance Live bahwa NFT menawarkan nilai karena kemampuan mereka untuk melacak secara digital kepemilikan, keaslian, dan manajemen inventaris barang-barang dunia nyata.
“Ketika orang menawari saya jam tangan antik, saya harus melalui proses otentikasi yang sangat sulit untuk mengetahui apakah itu palsu atau tidak, ada begitu banyak jam tangan palsu di pasaran. [Sementara] NFT bisa menyelesaikan semua masalah itu,” kata O'Leary.
Jika 2021 adalah tahun crypto menjadi lebih mainstream, O'Leary mengatakan 2022 mungkin regulasi mulai terlihat jelas di industri ini, khususnya NFT.
O'Leary mulai menambahkan bitcoin ke portofolionya pada Maret 2021. Pada saat itu, ia mengalokasikan 3% dari portofolionya ke cryptocurrency terbesar di dunia setelah negara asalnya Kanada, dan beberapa negara lain, melonggarkan pembatasan pembelian aset secara institusional. .
Ketika memilih koin mana yang akan dimiliki, O'Leary mengatakan bahwa dia menerapkan aturan diversifikasi yang sama dengan yang dia terapkan untuk memilih saham dan obligasi.
“Tidak lebih dari 5% di satu posisi, tidak lebih dari 20% di seluruh sektor. Jadi saya tidak mendekati 20% dalam crypto, saya baru saja melampaui 10,7% di perusahaan operasi kami.
Adapun Ethereum (ETH) saat ini adalah posisi crypto terbesar yang dimiliki O'Leary, bahkan lebih besar dari bitcoin.