Pernah menjadi orang terkaya di Singapura, pendiri Sea Ltd, induk dari e-commerce Shopee dan game FreeFire menjadi salah satu miliarder dengan kejatuhan kekayaan terbesar di dunia.
CEO Sea Ltd, Forrest Li kehilangan banyak kekayaan hingga 'hanya' tersisa USD11 miliar (Rp157 triliun) sejak tanda terima penyimpanan Amerika perusahaan mereka mencapai puncaknya pada 19 Oktober, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Setelah meningkatnya persaingan dan kerugian laba yang lebih luas, pukulan terbaru datang pada hari Selasa saat Tencent Holdings Ltd. memotong sahamnya di raksasa game dan e-commerce tersebut. Alhasil, saham Sea Ltd. merosot terburuk dalam hampir dua tahun.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Gang Ye, Salah Satu Pendiri Shopee yang Jadi Miliarder Dunia
Melansir Bloomberg di Jakarta, Senin (10/1/22) Li menjadi orang terkaya di Singapura tahun lalu karena perusahaan diuntungkan oleh lonjakan permintaan game dan belanja online di tengah pandemi Covid-19.
Tetapi segalanya mulai berubah buruk ketika Sea menghadapi masalah profitabilitas di tengah persaingan yang ketat dan debut publik saingannya.
Bahkan sebelum langkah Tencent, ADR-nya telah turun 39% dari level tertinggi di bulan Oktober. Mereka turun lagi 6,6% pada hari Rabu menjadi ditutup pada USD184,72 di New York.
Tencent mengatakan bahwa pihaknya memotong kepemilikan Sea menjadi 18,7% dari 21,3%, dengan hak suaranya menurun menjadi di bawah 10%.
Langkah tersebut mengikuti pernyataan sebelumnya dari Sea yang mengatakan bahwa pihaknya berusaha untuk meningkatkan hak suara dari saham Kelas B. Sementara itu, Tencent akan mengubah semua saham tersebut menjadi saham Kelas A, sehingga Li menjadi pemilik manfaat dari semua sekuritas Kelas B yang beredar.
Perubahan yang tunduk pada suara pemegang saham bulan depan, akan secara efektif meningkatkan kekuatan suara Li menjadi sekitar 57% dari 54%.
Sekarang kekayaan Li 'hanya' senilai USD11 miliar (Rp157 triliun), dengan kekayaannya merosot lebih dari USD2 miliar (Rp28 triliun) dalam dua hari terakhir saja. Kini, dia adalah orang terkaya ketiga di Singapura, setelah Li Xiting dari pembuat peralatan medis Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co. dan Goh Cheng Liang dari Nippon Paint Holdings Co.
Meski demikian, valuasi Sea mungkin akan terus terpengaruh sampai profitabilitasnya mulai membaik, menurut analis Intelijen Bloomberg Nathan Naidu. Pada bulan November, perusahaan menaikkan prospek penjualan e-commerce tahunan menjadi sebanyak USD5,2 miliar dari sebelumnya menjadi USD4,9 miliar.