Perusahaan kecerdasan buatan asal China, SenseTime Group Inc. beberapa waktu lalu masuk ke dalam daftar hitam Amerika atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Namun kini, perusahaan tersebut baru saja melakukan penawaran umum perdana sehingga meningkatkan valuasinya menjadi HK$5,55 miliar atau setara dengan Rp10 triliun. Pendirinya pun menjadi miliarder.
Meski berada di bawah kisaran yang diharapkan, namun ini menjadi sinyal kuat bahwa meski ada ketegangan dengan AS dan peraturan ketat Beijing, perusahaan masih menghasilkan kekayaan besar dan keuntungan besar bagi pemodal ventura.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Gang Ye, Salah Satu Pendiri Shopee yang Jadi Miliarder Dunia
Melansir Bloomberg di Jakarta, Rabu (29/12/21) pendirinya, Tang Xiaoou yang merupakan lulusan Massachusetts Institute of Technology dan profesor teknik informasi di Chinese University of Hong Kong, memegang 21% saham di perusahaan dan kini bernilai USD3,4 miliar (Rp48 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.
SenseTime telah lama diharapkan menjadi penawaran umum blockbuster. Mereka terpaksa menunda pencatatan setelah AS menuduh perangkat lunak pengenalan wajah itu digunakan dalam penindasan Muslim Uyghur di wilayah otonomi Xinjiang di China barat. SenseTime mengatakan tuduhan itu tidak berdasar.
Tang telah lama terjun di dalam pengembangan kecerdasan buatan untuk pengenalan wajah. Dia menerima gelar sarjana dari Universitas Sains dan Teknologi China, kemudian lulus dari Universitas Rochester di New York dan mendapatkan gelar PhD dari MIT pada tahun 1996 dengan belajar robotika bawah air dan visi komputer.
Sebelumnya, dia bekerja untuk Microsoft Research Asia selama beberapa tahun. Kemudian ia ikut mendirikan SenseTime yang berbasis di Shanghai pada tahun 2014 bersama Xu Li yang saat itu menjadi ilmuwan riset di pembuat komputer China Lenovo Group Ltd.
Perusahaan menarik investasi awal dari IDG Capital dan kemudian mendapatkan dukungan termasuk SoftBank Group Corp., Alibaba Group Holding Ltd. dan Silver Lake.
Kini, SenseTime menjadi perusahaan perangkat lunak AI terbesar di Asia dengan pangsa pasar 11%, menurut prospektus. Teknologi ini diterapkan di berbagai bidang, termasuk membantu polisi di China, menyediakan penempatan produk dalam film, dan menciptakan adegan augmented reality dalam game seluler oleh Tencent Holdings Ltd.
Pendapatan SenseTime meningkat 14% tahun lalu menjadi USD534 juta (Rp7,6 triliun), meskipun masih membukukan kerugian operasional 1,8 miliar yuan.