Pendiri dan ketua pengembang China Evergrande Group yang terlilit hutang, Hui Ka-yan berusaha mengumpulkan karyawannya untuk membuat lebih banyak rumah saat tahun ini akan segera berakhir.
Pada pertemuan mingguan dengan para eksekutif perusahaan pada hari Minggu, miliarder berusia 63 tahun itu mengatakan semua karyawannya akan diminta untuk tidak menyerah atau tidak melakukan apa-apa. Ia dan karyawannya berjanji untuk mempercepat langkah konstruksi dan penjualan, sehingga pengembang dapat membayar kembali semua utangnya.
Baca Juga: Gak Kuat Bayar Utang Segunung, Pendiri Evergrande Minta Tolong Dibantu Pemerintah Guangdong
"Selama kami melakukan yang terbaik, dengan biaya berapa pun, untuk melanjutkan konstruksi di proyek kami, kami akan dapat mengirimkan rumah kepada pembeli," katanya. "Kami juga akan dapat melanjutkan penjualan dan operasi normal perusahaan dan, pada akhirnya, membayar semua utang."
Melansir South China Morning Post di Jakarta, Selasa (28/12/21) China Evergrande yang berbasis di Shenzhen adalah pengembang dunia yang paling berutang dengan kewajiban senilai USD300 miliar (Rp4.267 triliun).
Perusahaan ini telah mendapat kecaman sejak September saat mereka gagal bayar pada produk manajemen kekayaan dan melewatkan pembayaran kupon untuk obligasi luar negeri.
Sejak itu, China Evergrande telah melakukan beberapa upaya untuk menghindari default melalui pembayaran menit terakhir. Krisis ini juga telah memicu meningkatnya kekhawatiran tentang sektor properti China, yang memiliki gearing tinggi, dan prospek pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Hui mengatakan bahwa China Evergrande menargetkan untuk mengirimkan 39.000 rumah dari 115 pembangunan di seluruh negeri pada bulan Desember, dibandingkan dengan kurang dari 10.000 unit setiap bulan antara September dan November.
Pekerjaan telah dilanjutkan pada sekitar 92 persen dari proyek pengembang, 40 poin persentase lebih tinggi dari September, dengan 89.000 pekerja terlibat dalam pekerjaan konstruksi.
Menurut laporan sementara terbarunya, China Evergrande memiliki cadangan lahan yang mencakup 778 proyek di 233 kota di seluruh China pada 30 Juni. Beberapa proyek telah ditangguhkan karena kegagalannya membayar pemasok dan kontraktor. Krisis ini telah mengguncang industri dan investor dalam saham dan obligasi properti di seluruh daratan China.
Hui bahkan terpaksa menjual 277,8 juta saham pengembang yang dililit utang untuk memenuhi kewajiban antara 6 dan 9 Desember, menurut pengajuan pertukaran.
Kepemilikannya di China Evergrande telah turun menjadi 59,78% dari 61,88% setelah penjualan saham yang dilakukan untuk menegakkan kepentingan keamanan, menurut pengajuan dengan bursa saham Hong Kong.
Biasanya, saham yang dijaminkan kepada kreditur sebagai kepentingan keamanan atau agunan dapat dijual jika pinjaman macet.