Sabtu, 23 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Pandemi Beri Banyak Pelajaran, Dear Pengusaha: TP Rachmat Ingatkan 4 Hal Penting Ini!

Foto Berita Pandemi Beri Banyak Pelajaran, Dear Pengusaha: TP Rachmat Ingatkan 4 Hal Penting Ini!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Konglomerat TP Rachmat menyampaikan pesan atas pandemi Covid-19 yang memporak-porandakan banyak sektor bisnis dan kesehatan. Bagi pria yang kerap disapa Teddy ini, pandemi memberi pelajaran berharga bagi umat manusia bahwa musuh peradaban bukan hanya peperangan, bencana alam, ataupun krisis ekonomi tetapi juga virus yang tidak kasat mata.

Oleh sebab itu, peran umat manusia sebagai pribadi ataupun pemimpin lebih diuji lagi. Para pemimpin bisnis kerap diuji agar bisnisnya bisa bertahan dan memiliki performa sambil mengutamakan kesehatan para karyawan, dan peduli pada lingkungan sekitar serta bangsa.

Baca Juga: Uang dan Harta Gak Dibawa Mati, Konglomerat TP Rachmat Serukan Para Pengusaha untuk Banyak Berbagi

Dalam video YouTube bertajuk 'Wisdom TP Rachmat Hadapi Krisis Double Disruption', Teddy mengungkap para pemimpin ini perlu bersyukur karena tak semua orang dapat diberi kesempatan di tengah kondisi ini. Adapun pembeda mereka adalah dengan adanya harapan dan keyakinan bahwa krisis akan segera berlalu. Teddy pun membuka data bahwa kondisi ini lebih baik dari krisis tahun 1998.

Pada tahun 1998 terjadi negative spread antara suku bunga deposito dengan suku bunga kredit yang membuat perbankan tidak mampu menjaga kinerjanya. Bahkan, non-performing loan mencapai 50% dan inflasi menembus angka lebih dari 77 persen.

Alhasil, banyak institusi akan yang harus tutup investasi. Pada saat itu, Indonesia ada di level selektif default. Semua masalah ekonomi tersebut diperparah dengan adanya suasana politik tidak kondusif. Sementara saat ini, tidak terjadi negative spread.

Oleh sebab itu, Teddy memberikan 4 hal penting yang harus dipegang saat ini yaitu core values, business model, core competence, dan cashflow.

1. Core Values

Pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan membuat para pelaku bisnis diuji terkait core values yang mereka miliki. Core values menjadi dasar dalam pengambilan keputusan karena pemimpin harus bisa dicontoh oleh karyawannya.

2. Business Model

Perusahaan yang sustainable (berkelanjutan) adalah perusahaan yang terus menerus mengasah dan membangun kompetensi serta secara rendah hati dan cermat membaca perkembangan zaman untuk memastikan bahwa business model yang dijalankan tetap relevan dan kontekstual terhadap perkembangan zaman. Disrupsi perlu ditanggapi dengan bijak dan dijadikan referensi saat menguji business model.

Oleh sebab itu, Teddy meminta agar pengusaha tidak abai atas business model yang harus berubah mengikuti perkembangan zaman.

3. Core Competence

Business model yang sudah bagus, tidak akan ada apa-apanya jika tidak terus membangun dan mengasah core competence. Core competence harus dibangun dan dicari secara konsisten. Ibaratkan sebuah rumah, business model adalah sketsa, maka core competence adalah proses pembangunannya.

Sketsa yang tidak diwujudkan tidak ada gunanya. Sketsa harus dikonversi menjadi kenyataan dan menjadi masterpiece yang hebat dan bermanfaat bagi penghuni dan lingkungannya.

4. Cashflow

Jika di mobil hanya ada satu gas dan satu rem, maka perusahaan memiliki banyak gas dan banyak rem. Krisis mengajarkan agar senantiasa cermat kapan harus menginjak gas dan kapan harus menginjak rem.

Jika menginjak seluruh rem dalam kondisi krisis, justru akan membuat perusahaan kehilangan tenaga dan momentum saat krisis berakhir. Namun, optimisme yang tidak realistis juga akan membuat perusahaan tidak dapat bertahan sampai krisis berakhir.

Dalam penutupnya, Teddy mengutip sebuah kalimat bahwa krisis dapat menguji setiap orang baik secara individu atau pemimpin.

Tag: TP Rachmat, PT Triputra Investindo Arya (Triputra Group)

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Sufri Yuliardi