Kekayaan miliarder internet terkaya di China masih terus dikecam oleh peraturan ketat rezim Xi Jinping. Empat taipan teknologi paling terkenal di negara itu, Colin Huang, Jack Ma, Pony Ma, dan Wang Xing, telah kehilangan lebih dari USD73 miliar (Rp1.054 triliun) dari kekayaan bersih gabungan mereka sejak April tahun ini.
Para taipan teknologi ini menghadapi risiko yang meningkat dari regulator China. Seperti, raksasa ride-sharing Didi Global baru saja mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan delisting dari New York Stock Exchange.
Baca Juga: Jack Ma Gigit Jari, Saham Alibaba Anjlok, Harga Termurah Sepanjang Sejarah!
Usut punya usut, hal tersebut dilakukan atas perintah departemen pemerintah seperti Cyberspace Administration of China. Jika mereka memilih untuk mempertahankan daftar di AS, mungkin mereka akan menghadapi perubahan pada struktur kepemilikan yang dikenal sebagai entitas kepentingan variabel (VIE). Namun, hal tersebut menciptakan risiko tambahan bagi pemegang saham.
Melansir Forbes di Jakarta, Senin (6/12/21) perusahaan-perusahaan dari raksasa e-commerce Alibaba hingga platform pengiriman makanan Meituan sedang berjuang melawan perlambatan pertumbuhan yang berkepanjangan dalam ekonomi China, dan prospek bisnis mereka kemungkinan akan tetap suram hingga setidaknya awal tahun depan, kata para analis.
“Mereka [investor] sekarang kembali melihat fundamental, tetapi prospek jangka pendek tidak begitu menarik,” kata Shi Jialong, kepala China Internet and New Media Research di Nomura Securities yang berbasis di Hong Kong.
Shi mengacu pada pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pada kuartal ketiga. Ekonomi China diperkirakan akan turun ke pertumbuhan 5,5% tahun depan di tengah wabah sporadis Covid-19 dan sektor properti yang melambat.
Sementara itu, China kini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna internet, artinya sebagian besar penduduknya sudah online dan pengguna baru lebih sulit didapat.
Dalam lingkungan yang menantang ini, Alibaba yang didirikan oleh miliarder Jack Ma, memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun fiskal 2022 dari proyeksi 29,5% pada Mei menjadi 20% dan 23%, menyebabkan sahamnya yang terdaftar di New York anjlok 11% hari itu.
Lalu, Meituan yang dipimpin oleh miliarder Wang menurunkan prospek bisnis pengiriman makanan intinya dan melaporkan kerugian yang melebar setelah menelan denda anti-trust 3,44 miliar yuan (USD532 juta) pada Oktober.
Tencent, yang Ketua miliardernya Pony Ma Huateng saat ini adalah orang terkaya ketiga di negara itu, baru-baru ini melaporkan pertumbuhan pendapatan paling lambat sejak perusahaan go public di Hong Kong pada tahun 2004. Perusahaan memperingatkan tentang sektor periklanan yang lemah hingga tahun depan, karena tindakan keras Beijing terhadap perusahaan pendidikan dan real estat terus mengekang anggaran iklan yang dulu boros.
Penghapusan kekayaan terbesar jatuh kepada Colin Huang dari Pinduoduo. Taipan berusia 41 tahun itu kehilangan hampir USD35 miliar (Rp505 triliun) dalam delapan bulan sejak April, karena saham platform e-commerce diskonnya yang terdaftar di Nasdaq berkurang lebih dari setengahnya.